ketika musim memetikmu datang.
Katak, keong, dan belut pun girang,
beradupandang dengan jengkrik, capung, dan belalang.
Anak-anakku masih kau beri ruang,
tuk bermain layang-layang,
ketika musim telah usang,
di bantaranmu yang membentang.
Di ujung ini, aku terpaku.
Berpikir dalam kelu.
Kenapa masih kau sisakan
sehamparan yang indah menawan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!