Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa pola konsisten dari kekerasan dan pembunuhan oleh aparat di Papua, yakni:Â
(1) Sebagian besar korban adalah laki-laki dan warga sipil,Â
(2) TNI dan polri adalah agen utama dari kekerasan dan pembunuhan,Â
(3) Aparat mengabaikan prinsip demokrasi dan prosedur hukum,Â
(4) Teknik penyiksaan fisik tidak mahal dan tidak memerlukan keterampilan, seperti pukulan dan tendangan,Â
(5) Banyak korban yang disiksa di tempat terbuka, bukan di tempat yang bersifat privat,Â
(6) Penyiksaan di Papua seringkali dijustifikasi oleh aparat atas dasar tuduhan yang belum terbukti kebenarannya.
Beberapa Kecacatan yang Sering Ditemui Dalam Proses Penindaklanjutan Kasus Brutalisme Aparat di Papua
Dengan menelaah kembali kasus-kasus kekerasan aparat yang terjadi di Papua, terdapat beberapa kecacatan yang repetitif dalam pelbagai penindaklanjutannya, antara lain yakni:
a. Hukuman pelanggaran prosedural yang sangat ringan atau bahkan nihil menjadikan aparat tidak jera dalam melakukan kekerasan secara sengaja