Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Langkah "Gila" Dua Presiden

30 Juni 2018   09:44 Diperbarui: 30 Juni 2018   09:55 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjanjian di Sentosa akan menjadi sebuah komitmen bersama yang akan dicoba kedua pihak pertahankan demi menjaga stabilitas perdamaian yang mulai dirajut. Trump bahkan berencana "meninggalkan" Korsel dengan menyudahi latihan militer yang bagi Kim dianggap provokatif. Trump mengamini bahwa latiah tersebut sangat provokatif. Kim berkomitmen menghentikan pengujian nuklir, bahkan telah melenyapkan situs-situs uji cobanya. 

Suatu kondisi yang menyenangkan untuk ditengok. Namun, rencana pembatalan latihan militer besar bersama AS-Korsel, Ulchi Freedom Guardian, tidak mendapat respon yang begitu baik dari Departemen Pertahanan AS. Di satu sudut pandang ini saya merasa Trump orang yang luar biasa dan dengan kegilaannya ia telah berani berbeda dengan banyak orang di lingkungannya. 

Suatu hal yang menguntungkan untuk menjadikan AS tidak lagi bermusuhan dengan Korut. Korsel sendiri memilih netral dan menyatakan bahwa mereka fleksibel dengan perubahan jadwal atau bahkan pembatalan latihan militer gabungan. Akan tetapi, Departemen Pertahanan AS tetap menyatakan bahwa mereka hanya membatalkan satu latihan besar, ini tidak berarti seluruh latihan selanjutnya juga dibatalkan.

Memang ada begitu banyak wajah cinta. Cinta kadang menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Badai dan tembok ombak. Tapi apakah seluruh hal ini terjadi atas dasar cinta? Perdamaian dunia aboslut bagi saya hanya ada di mimpi Naruto, Ichigo, atau Natsu. Tentu setiap orang memiliki motif pribadi dan didasarkan perhitungan untung rugi. Andai Korut adalah negara kaya yang sangat luar biasa SDA-nya sehingga tidak menderita secara ekonomi oleh hujaman sanksi, tidak akan terjadi hal seperti ini dalam waktu cepat. Perdamaian dunia mungkin menjadi alibi, tetapi saya tidak peduli. Apapun alasan dan alibi di balik pertemuan ini, ketika hasilnya nanti adalah perdamaian dunia dengan orang-orang hidup untuk kepentingannya dan tidak merugikan orang lain, saling menguntungkan siapa yang harus pusing. 

Kebesaran hati dua orang egois yang sangat keras kepala untuk saling berdiskusi menjadi bukti setiap orang punya sisi baik. Memang tidak ada orang yang murni baik, sebab setiap orang memiliki bayangan kecuali cahaya itu sendiri. Di media sosial bertebaran meme kedua pemimpin "gila" ini mengucapkan Selamat Idul Fitri. Salah satu favorit saya adalah foto The Supreme Leader yang bagi banyak orang lucu dengan wajah bulatnya.

Tidak mungkin semua orang di dunia ini optimis. Skeptis dan penuh kecurigaan juga bertebaran dalam analisis banyak pakar dan petinggi. Jabat tangan Trump misalnya. Menurut Lilian Glass yang ahli membawa gestur, jabat tangan Trump yang erat dan inisiatifnya yang lebih dahulu menyodorkan salam adalah bentuk bahwa Trump ingin mengenal dan memberikan kenyamanan bagi Kim yang untuk kedua kalinya pergi ke Singapura, negara paling jauh yang pernah ia kunjungi. Berlawanan dengan Patti Wood yang juga ahli membaca bahasa tubuh. 

Menurutnya itu adalah bentuk dominasi Trump. "Sentuhan Trump itu memperlihatkan power," dikutip dari Kompas. Biarlah orang menganalisis dan berprasangka sebab tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sama seperti pandangan bahwa pertemuan ini bisa jadi kesalahan Trump karena sejarah mencatat ingkar janji seorang Kim Jong-il akan denuklirisasi.

Takeo Harada, mantan diplomat Jepang, misalnya mengutarakan keraguannya akan pertemuan ini sebelum dilangsungkannya pertemuan. Menurutnya, Korut bisa tiba-tiba berubah arah di akhir pertemuan. Tidak banyak pula yang optimis dan saya berada pada posisi optimis tersebut. Biarlah yang mewaspadai ini semua hanya intelijen dan kelompoknya. 

Ini adalah politik, politik itu lebih kacau dari arah angin. Berubah tak menentu, bisa berubah di awal, tengah, akhir, bahkan setelahnya. Semua bergantung kepentingan masing-masing. namun, rasanya jika itu adalah atas nama perdamaian abadi tidak akan ada perubahan sikap dari kedua belah pihak.

Referensi:

Uji rudal Korea Utara, PBB memberlakukan sanksi baru [Internet]. Jakarta: BBC; 2017 Dec 23 [cited 2018 Jun 18]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun