Pendidikan karakter yang melibatkan pengajaran nilai kehidupan sehari-hari seperti integritas, nilai religi , dan empati, dapat membantu mengurangi masalah ini. Dengan individu menanamkan nilai-nilai tersebut, siswa dapat belajar untuk berperilaku dengan lebih baik, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Kedua, integrasi pendidikan karakter ke dalam kurikulum utama akan memberikan dampak yang lebih signifikan jika dilakukan secara menyeluruh. Faktanya, beberapa sekolah yang sudah mengadopsi pendekatan holistik dalam pendidikan karakter menunjukkan penurunan perilaku negatif di kalangan siswa.
Seperti di negara-negara Jepang dan Finlandia, dalam semua mata pelajaran, pendidikan karakter telah diintegrasikan, sehingga siswa tidak hanya terpaku belajar tentang nilai-nilai moral di satu kelas saja, tetapi dalam setiap aspek pendidikan mereka. Dengan demikian, siswa diajak untuk memahami bahwa nilai-nilai karakter bukan hanya konsep abstrak, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, keluarga dan lingkungan masyarakat memiliki peran penting dalam membangun karakter siswa. Sekolah saja tidak cukup untuk memastikan perkembangan karakter yang baik tanpa keterlibatan aktif dari orang tua dan lingkungan. Menurut survei dari UNICEF, anak-anak mendapatkan pendidikan karakter secara konsisten di rumah dan di sekolah.
Oleh karena itu, keterikatan antara sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak secara terintegrasi. Sekolah juga bisa menerapkan berbagai kegiatan positif  untuk mendukung pendidikan karakter di kalangan siswa-siswi di era globalisasi saat ini. Â
Beberapa kegiatan positif seperti, melaksanakan Upacara Bendera dan Hari Kebangsaan, melalui upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pagi atau peringatan hari nasional di tanggal tertentu, membuat siswa belajar tentang rasa cinta tanah air dan nasionalisme. Kegiatan ini menumbuhkan penghargaan terhadap jasa pahlawan dan pentingnya persatuan kebangsaan.
Kemudian, kegiatan Ekstrakurikuler sekolah dan Komunitas Kreatif, seperti klub seni, teater, olahraga, dan sains, memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitas, bakat, serta pengembangan diri mereka. Kegiatan ini juga melatih daya kreatifitas siswa-siswi dan meningkatkan kerjasama tim, serta membangun kepercayaan diri dan keterampilan interpersonal siswa-siswi.
Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka minati, sekolah berkontribusi dalam menciptakan individu yang lebih percaya diri, kreatif, dan mampu bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga dan bermanfaat dalam kehidupan mereka di masa depan.
Program Religi dan Kerohanian, sekolah dapat mengadakan kegiatan keagamaan atau bimbingan kerohanian yang mengajarkan siswa tentang moralitas, etika, serta nilai-nilai spiritual yang mendalam.
Misalnya, setiap hari Jumat, siswa-siswi yang beragama muslim melaksanakan tadarus pagi mulai pukul 07.00 hingga 08.00, di mana mereka membaca surah pendek Al-Quran bersama-sama di dalam kelas masing-masing.
Sementara itu, bagi siswa-siswi non-Muslim, sekolah memberikan kesempatan untuk beribadah sesuai agama masing-masing dengan bimbingan guru agama mereka. Kegiatan ibadah ini diharapkan menjadi ruang bagi siswa untuk memperkuat nilai-nilai moral dan karakter, sekaligus menciptakan suasana sekolah yang harmonis dan saling menghargai.