"Masa?"
"Iya".
"Iya deh iya.Sayang, buatkan kopi.Aku pingin kopi terenak buatan istriku".
"Iya sayang, aku buatkan.Dari tadi mau bikini tapi kamu gombal terus".
"Iya sayang, iya".
Mereka larut dalam canda tawa.Kata demi kata romantis yang merupakan jurus ampuh menjaga keromantisan keluarga itu dilontarkan sembari Mila menyeduh secangkir kopi.
"Memang benar kataku.Tidak ada kopi yang seenak buatan istriku.Apalagi ini dibuat dengan cinta", Heri menghirup aroma kopi itu dan menyeruputnya.
"Ya jelaslah".
"Hmm ... kebiasaan.Begitu dipuji suami sedikit, hidungnya langsung terbang", Heri menggoda Mila sambil mencubit hidungnya.
"Bukan cuma hidung yang terbang, aku juga rasanya mau melayang", Mila memperagakan caranya terbang.
" wah, sekarang jadi lebay".