"Iya, jadi?"
"aku mau diulangtahun aku, mama beliin aku kue ulangtahun dan temani aku merayakannya".
"Ayolah ma. Masa diulangtahunku sekarang ditinggal terus. Kalau papa nggak bisa datang, seenggaknya ada mama yang temani aku", mata anak kecil itu berbinar berharap permintaannya dikabulkan.
"Iya sayang".
Hari yang ditunggu telah tiba. Tapi ia belum juga merasakan hari yang bahagia itu. Seperti yang diharapkannya. Saat itu malam hari, dia tidak tidur seperti biasanya. Dia hanya berdiam di kamar. Menunggu mamanya. Karena tidak sabaran, akhirnya ia keluar dari kamarnya. Namun baru saja keluar, lampu rumahnya tiba -- tiba padam. Itu yang ditakutkannya. Ia memang takut pada kegelapan, terutama pada waktu malam yang gelap gulita. Itu sebabnya ketika malam hari ia lebih memilih tidur daripada melakukan aktivitas seperti makan, mengerjakan PR, atau aktivitaslainnya.
Ruangan di sekitar rumahnya benar -- benar gelap gulita. Membuat gadis kecil itu menangis ketakutan sambil terus berjalan menuruni tangga perlahan.
"Ma!"
"Mama!"
"Ma!"
Gadis itu berulang kali memanggil mamanya. Tapi tak ada suara yang menyahutnya. Tiba -- tiba terdengar seperti suara pintu rumah terbuka. Dia tetap berjalan walaupun ia ketakutan.
"Sayang ... sayang ....", tiba -- tiba terdengar seperti bisikan. Hal itu membuat bulu kuduk anak itu merinding.