Jadi kajian pemakai dapat di ketahui melalui masukan dan keluhan para pemustaka akan bahan pustaka koleksi diperpustakaan yang kurang memadai. Oleh karena itu, perlu adannya peninjauan dan pengembangan supaya segala kebituhan mahasiswa atau pun user dapat terpenuhi. Kemudian Sulistyo-Basuki membagi jenis pemakai berdasarkan sosio-profesional (pekerjaannya) menjadi tiga bagian utama, yaitu :
Pemakai yang belum terlibat dalam kehidupan aktif pencarian informasi, seperti mahasiswa;
Pemakai yang mempunyai pekerjaan tetap, dan bidang-bidang spesialis tertentu, seperti pegawai negeri, (yang masih dapat dikelompok-kelompokkan lagi, seperti teknisi, asisten, administrator, dll.), profesional (dosen, dokter, pengacara), dan industriawan;
Pemakai umum, yang memerlukan informasi umum untuk keperluan khusus.
Menurut  White (1993),  sebuah kajian bisa dinamakan kajian  pemakai bila  kajian tersebut merupakan kajian yang tidak  terfokus  pada apa yang dikerjakan perpustakaan tetapi pada apa yang  dikerjakan oleh orang-orang  bila  mereka  membutuhkan  informasi. jadi nama nya kajian pemakai maka tidak hanya bidang perpustakaan tetapi informas apa yang user minati.
      Ada beberapa aspek dalam kajian pemakai yaitu :
Berdasarkan  pengelompokan tujuan  yang dilakukan oleh Ford (dalam Darmono dan Ardoni, 1994: 28 -- 29), maka  ada beberapa aspek  yang dapat  dilakukan , yaitu :
Sumber informasi
Kajian tentang sumber informasi telah banyak dilakukan  terutama untuk menguji keterpakaian koleksi . Kajian ini kadang-kadang dapat dibandingkan dengan jenis koleksi yang berbeda dan membahas alasan penggunaan jenis koleksi tertentu.
Pemakaian informasi
Kajian  ini biasanya  meneliti motivasi pemakaian informasi dan cara mencari informasi yang dibutuhkan, serta tenggang waktu antara batas waktu man dengan pemanfaatan secara nyata.