Mohon tunggu...
Kerishna MW
Kerishna MW Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

unknown

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Ngaji

31 Mei 2022   08:39 Diperbarui: 31 Mei 2022   08:41 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, patuhi guru dalam segala hal dan tidak keluar dari nasehat dan aturannya. Padahal, hubungan antara guru dan murid harus seperti pasien dengan spesialis. Maka ia meminta resep sesuai nasehatnya dan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan apa yang ia lakukan dan serius untuk menghormatinya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melayaninya. Seorang siswa harus tahu bahwa merendahkan dirinya di depan gurunya adalah suatu keutamaan, tunduk kepada gurunya adalah kebanggaan dan tawadlu' di depannya adalah ketinggiannya.

Keempat, memandang guru dengan pandangan bahwa ia adalah orang yang harus dimuliakan dan dihormati serta meyakini bahwa guru memiliki derajat yang sempurna. Karena pandangan seperti itu paling dekat dengan kemaslahatan ilmunya. Abu Yusuf berkata: "Saya mendengar para ulama salaf berkata: "Barangsiapa tidak memiliki keyakinan (i'tiqad) tentang kemuliaan gurunya, maka dia tidak akan bahagia. Jadi bagi siswa jangan memanggil guru menggunakan ta' khitab (baca: kamu) dan kaf khitab (mu), dia juga tidak memanggil dengan namanya. Bahkan dia harus memanggil dengan: “Ya sayyidi”, wahai tuanku atau “Yaa Ustadzi”, wahai guruku. Juga ketika seorang guru tidak berada di tempat, murid tidak boleh memanggilnya dengan namanya kecuali nama itu disertai dengan sebutan yang memberikan pemahaman tentang kebesaran seorang guru, seperti apa yang dikatakan murid itu: “Al Syekh Al Ustadz mengatakan ini, ini" atau "kata guru kita" dan seterusnya.

Kelima, santri harus mengetahui kewajibannya kepada gurunya dan tidak pernah melupakan jasa, keagungan dan kemuliaannya, serta selalu mendoakan gurunya baik ketika dia masih hidup maupun setelah dia meninggal.

Selalu menjaga keturunannya, kerabatnya dan orang-orang yang dicintainya, dan selalu menekankan pada dirinya sendiri untuk selalu berziarah ke makamnya untuk memohon ampun, memberikan sedekah atas namanya, selalu menunjukkan sopan santun dan memberi petunjuk kepada orang lain yang membutuhkannya, selain itu Oleh karena itu, peserta didik harus selalu menjaga adat, tradisi dan kebiasaan yang telah dilakukan oleh gurunya baik dalam masalah agama maupun dalam ilmu pengetahuan, dan menggunakan akhlak seperti yang telah dilakukan oleh guru, selalu setia, tunduk dan patuh kepadanya dalam keadaan apapun. dan dimanapun dia berada. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun