Sadar maupun tidak, kondisi ruangan yang kita tempati akan memengaruhi kondisi psikologis kita. Mulai dari ukuran, penataan, warna, pencahayaan, kualitas udara, hingga musik yang kita dengar pun dapat memengaruhi aktivitas dan produktifitas kita. Apalagi ketika kita sedang belajar, bekerja, maupun melakukan aktivitas intelektual-non sosial lainnya.
Beberapa tips integrated design di bawah ini bisa kamu pertimbangkan untuk diaplikasikan dalam ruangan intelektual. Contohnya di ruang kerja, studio, ruang belajar, ruang baca, hingga kamar tidurmu.
1. Aplikasikan warna-warna yang selaras pada ruang
Warna selaras adalah warna yang berdekatan bukan bersebrangan. Hindari penggabungan warna bersebrangan atau kontras seperti merah dengan hijau, atau biru dengan oranye. Sebaliknya aplikasikan warna selaras seperti warna oranye dengan kuning atau ungu dengan biru. Tentunya warna tersebut dapat divariasi value-nya, seperti oranye dengan oranye muda ditambah kuning dengan kuning muda.
2. Hindari aksen berwarna merah menyala
Warna merah dalam bidang akademik sering dikaitkan dengan nilai buruk atau tingkat intelektual yang rendah. Oleh karena itu, sebisa mungkin warna ini dihindari karena mampu memberi tekanan secara psikologis. Sebaliknya, penggunaan warna sky blue pada plafon adalah contoh yang baik. Warna sky blue dikaitkan dengan nilai IQ yang tinggi.
3. Gunakanlah patra atau motif yang minim nan sederhana
Patra yang digunakan di wallpaper, sarung bantal, karpet, serta gorden disarankan sedikit motif dan sesederhana mungkin. Kamu juga dapat memilih patra yang simetris, dan harmonis. Hal ini dikarenakan patra yang lebih sederhana akan memberi kesan lebih relaxing saat bekerja.
4. Tambahkan tanaman, si penghidup suasana ruang
Bagi penyuka tanaman, beragam tanaman berdaun bundar cocok menghidupkan suasana ruang intelektualmu. Tanaman dapat membantu mengurangi stres di ruang kerja. Serta, tanaman membuat seseorang semakin termotivasi bekerja di level yang tinggi. Contoh tanaman berdaun bundar adalah Chinese Money Plant, String of Pearls, Jade Plants, serta Silver Dollar Plants.
5. Perhatikan porsi pencahayaan alami dan buatan
Pencahayaan alami dapat bersumber dari cahaya matahari maupun cahaya langit yang masuk melalui jendela atau bukaan lainnya. Ruang yang memiliki jendela tersebut dapat menjaga daya konsentrasi seseorang yang bekerja di dalamnya.
Selain cahaya alami, pencahayaan buatan juga memengaruhi psikologis seseorang. Orang-orang lebih mampu memecahkan masalah ketika berada di ruangan yang pencahayaannya hangat (menggunakan lampu 3.000 K). Selain itu, ruang dengan cahaya hangat mampu meningkatkan daya memori jangka pendek seseorang.
6. Putar musik yang tepat
Musik instrumental dari harpa dan gitar dapat memberikan efek relaxing. Sementara efek suara natural seperti air terjun, kicauan burung, desiran ombak memberi kesan damai.
Musik yang lebih kompleks tidak disarankan untuk seseorang yang memerlukan daya konsentrasi tinggi. Bila pengguna ruang butuh konsentrasi, kreatifitas, serta pengambilan keputusan, maka sebaiknya intensitas suara musik di bawah 55 dB. Bila hendak menambahkan background musik, sebaiknya pilih musik dengan tempo 50-70 bpm dengan volume yang rendah.
7. Pertimbangkan pemilihan tekstur material
Ruang intelektual memprioritaskan penggunanya untuk berkonsentrasi, dan tidak banyak melakukan kegiatan fisik. Oleh karena itu, material interior sebaiknya memiliki finishing yang matte.
Material dengan finishing tekstur yang bermacam-macam malah membuat pengguna lebih banyak bergerak secara fisik, bukan duduk untuk berkonsentrasi.
8. Berikan penghawaan ruang yang pas
Penghawaan yang baik dianjurkan sedikit lebih dingin dari suhu normal lingkungan sekitar. Hal ini untuk menghindari pengguna menjadi terlalu rileks dan santai.
Jika pengguna ruang terlalu rileks, maka dapat menyebabkan kantuk sehingga pekerjaan menjadi tidak produktif. Namun, penghawaan juga perlu diatur agar pengguna ruang tidak kedinginan di dalam ruangan.
9. Tambahkan pengharum ruangan yang sesuai
Pengharum ruangan juga mampu memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Contohnya, wangi bedak bayi dan wangi bunga dapat memberikan mood yang positif. Pengharum yang disarankan untuk ruangan yang menguras mental adalah lemon dan jasmine. Wangi lemon juga dapat meningkatkan mood seseorang.
Selain itu, wangi lavender dapat meningkatkan kecermatan dalam menghitung serta mengurangi ketegangan. Wangi jeruk dapat mengurangi kecemasan. Serta, wangi kayu manis dan vanila dapat meningkatkan kreatifitas seseorang.
10. Aturlah space dengan benar dan sesuai kebutuhan
Ruang kerja kantor sebaiknya tidak diatur berhadap-hadapan agar menghindari interaksi tatap muka terlalu sering. Orang-orang yang memerlukan pemikiran mentalitas tinggi dalam bekerja membutuhkan space kerja yang lebih besar. Semakin berdempetan para pekerja di suatu ruang, semakin tinggi pula energi fisik yang dipancarkan. Padahal, orang tersebut tidak memerlukan banyak aktivitas fisik ketika ia bekerja.
Selain itu, memberikan teritori dalam area kerja juga sangat penting. Teritori dapat diberikan dengan memasang sekat ataupun pembatas lantai berupa karpet. Hal ini berguna untuk menunjang privasi seseorang. Bila privasi tidak tersedia dalam ruangan, mereka akan mencarinya dengan menghabiskan energi yang seharusnya bisa disalurkan untuk bekerja.
Desain interior yang terintegrasi dengan baik mampu memberikan dampak yang baik pula terhadap penggunanya. Oleh karena itu, pertimbangkanlah dengan bijak beberapa poin di atas sesuai dengan kebutuhan interior masing-masing agar kamu semakin produktif.
Sumber rujukan:Â
- Place Advantage: Applied Psychology for Interior Architecture oleh Cindy Coleman, Neil Frankel, dan Sally Augustin
- The Language of Space oleh Brian Lawson
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI