Hingga pada suatu titik, Doss dikirimi "ababil" dalam bentuk sayup-sayup permohonan pertolongan medis dari rekannya di zona merah. Rintihan yang dia yakini sebagai jawaban atas doanya itu memberi magi bagi tubuh "batang jagungnya" yang rapuh menjadi kukuh.
Sementara prajurit lain di kamp mengira bahwa prajurit yang tertinggal di zona merah telah mati, di sisi lain, Doss sibuk mengendap-endap, mencari prajurit yang masih bisa diselamatkan.
Satu nyawa prajurit berhasil dia selamatkan. Kamp di bawah tebing dihebohkan oleh pemandangan seorang prajurit yang diturunkan oleh Doss seorang diri menggunakan tali. Prajurit yang baru diturunkan itu segera disambut dan dibawa ke tenda medis oleh prajurit yang sedang berjaga.
Tidak berhenti di situ, Doss kembali ke "gelanggangnya" untuk menolong satu nyawa lagi. "Please, God, help me get one more," pintanya.
Sejak saat itu, prajurit yang berjaga di kamp disibukkan untuk menyambut prajurit yang "dihidupkan" kembali satu persatu, seolah Tuhan mengirim mereka kembali ke bumi untuk menunaikan pertempuran yang belum tuntas.
Malam itu, selama 12 jam tanpa istirahat, Doss terus mencari, mengendap-ngendap, bersembunyi dari tentara Jepang, menolong satu nyawa, lalu memohon lagi, "one more, one more, one more." Dia sadar bahwa tubuh "batang jagungnya" tidak akan sanggup menolong semuanya. Tapi Tuhan tak pernah tidur dan tak pernah membatasi permintaan hamba-Nya. Maka setiap kali Doss berhasil menolong satu nyawa, dia hanya perlu memohon untuk diizinkan menolong satu nyawa lagi. "One more." Juga setiap kali tubuhnya terasa tak sanggup lagi untuk bangkit, dia hanya perlu mengulanginya, "one more." Bagi Doss, magi dari "mantra" itu tidak akan pernah habis selagi dia tetap percaya. Hingga matahari terbit, total ada 75 prajurit yang dia selamatkan, termasuk beberapa diantaranya tentara Jepang.
Pada akhirnya, keyakinan yang dibawa oleh Doss juga mengilhami seluruh anggota kompi. Bahkan, mungkin juga mengilhami sesiapa saja yang menyimak kisah itu. Baik melalui catatan sejarah, maupun film, dan akan terus memberi magi bagi mereka yang percaya.
Bayu, Tasikmalaya, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H