Apalagi akses yang semakin mudah. Segala jenis konten dan tontonan harian yang tidak bisa dikontrol, menjadi proyeksi anak ketika sedang bersosialisasi. Inilah yang membuat anak berpotensi memiliki kepribadian ganda: penurut dan pemberontak.
Apakah berkata kasar sebuah kesalahan? Menurut saya, tidak. Anak hanya butuh waktu untuk memanajemen emosi, sesuai usianya.
Kadang, orang dewasa melupakan bahwa anak tidak sama kemampuannya dengan kita. Mereka sering dituntut menjadi baik, tanpa kita mau dengar "apa yang mereka butuhkan dan rasakan?"
Sebagai pendidik, apa yang bisa kita lakukan? Perlu kerja sama dari berbagai pihak untuk mewujudkan ruang belajar aman dan positif bagi anak.
Waktu belajar yang tidak seberapa, bukan jaminan untuk anak tetap mengamalkan karakter baik di rumah dan lingkungan luar sekolah.
Butuh juga kesadaran dan mempersiapkan pendidik untuk memanajemen kelas dengan baik; formal maupun non-formal.
Terakhir, kesediaan kita sebagai orang dewasa untuk mendengar, percaya, dan memahami. Sebab, anak juga boleh untuk tidak baik-baik saja.
Renita
Sebuah Refleksi, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H