Mohon tunggu...
Renita Yulistiana
Renita Yulistiana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

I wish I found some better sounds no one's ever heard ❤️😊

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Chapter 2: Sumba, Kupang, dan Potensi Guru

8 Juni 2021   01:25 Diperbarui: 8 Juni 2021   02:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Intruksi dan grouping, mengajak para guru untuk membagi kelompok dengan cara yang unik, seperti: lewat tanggal lahir, tempelan bangku, nama hewan, dsb. Selain itu, para guru juga dilatih memberikan apresiasi untuk para siswa di setiap pembelajaran melalui tepukan, seperti: tepuk kasih sayang, tepuk cinta, dan tepuk ciptaan sendiri versi para guru.

Andai saja, waktu saya di sana lebih lama. Saya ingin menjelajah semua sekolah dan bercakap dengan lebih banyak guru. Sampai tidak ada lagi yang mengatakan, "Saya baru pernah ikut pelatihan seperti ini", "Sering-sering adakan pelatihan, kami guru di timur sangat butuh materi ini", "Banyak yang baru saya tahu setelah ikut pelatihan ini." 

Ini hanya sepersekian persen dari masalah pendidikan di Indonesia. Ketimpangan pendidikan mungkin terjadi karena ada crash dalam pengembangan dan publikasi potensi para guru di daerah. Bisa jadi, banyak pelatihan guru yang seharusnya bisa mereka akses, tapi terhambat ketika proses sosialisasi.

Kadang, negara ini suka lupa. Mengharapkan untuk mencetak produk yang unggul, tapi tidak diimbangi pembekalan yang mumpuni. Tapi, tidak apa karena ini hanya pendapat saya pribadi. 

Saya harap, statement saya ini keliru. Sumba, Kupang, terima kasih sudah membawa saya melihat potensi guru yang luar biasa. Semoga, jika kembali lagi nanti--saya memiliki lebih banyak kabar baik tentang guru di tanah timur.

Renita
NTT, 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun