Mohon tunggu...
Putri Dita
Putri Dita Mohon Tunggu... Freelancer - Fulltime jobseeker | Parttime Writter

Sedang Writer's block

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Nyai

29 Juli 2021   22:23 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:44 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat hari ini adalah hari kelahiran ku, 19 April 1991. Tanggal tersebut terlihat biasa saja bukan ? selain angka 1 dan 9 tidak ada hal menarik lagi didalamnya. Tapi, entah mengapa aku selalu diyakin kan oleh seseorang bahwa tanggal itu merupakan tanggal yang spesial. 

Entah bagi ku atau baginya. Bagi sebagian orang, pada era digital dan serba modern seperti ini, hal-hal yang berbau mistis akan dianggap tabu dan hanyalah sebuah lelucon masa kanak-kanak. Namun tidak bagi ku. Pagi ini, aku terbangun karena sebuah sentuhan halus terasa mengusap pipi ku. Seperti usapan ibu dulu yang selalu membangunkan ku untuk sholat shubuh berjamaah di masjid. Dan ibu ku telah meninggal 15 tahun lalu.

Aku sudah terbiasa dengan hal itu. Aku segera bergegas merapihkan tempat tidur, mandi, memakai kaos dan celana jeans kesukaan ku, dan segera bergegas keluar kamar. Saat-saat ini lah yang selalu membuat ku penasaran. Ada makanan apa lagi diatas meja ? Semenjak 3 bulan yang lalu, makan tidak pernah teratur. Lupa srapan, lupa makan siang, lupa makan malam. 

Aku terlalu sibuk berkegiatan. Sampai akhirnya aku jatuh sakit, sampai-sampai harus dirawat selama 3 hari. Dan setibanya aku di apartemen, sudah ada berbagai macam makanan dan buah terhidang di meja makan. Mulai saat itu 2 bulan yang lalu sampai saat ini. Baik pagi maupun malam, meja ku selalu penuh dengan makanan. Pagi ini, ada semangkuk bubur dan buah apel diatas meja.

Aku mengambil bubur dan apel itu. Membawanya keluar, dan kuberikan pada seorang wanita tua yang setiap hari duduk di depan apartemen ku untuk meminta-minta. 

Sejujurnya, semua makanan yang ada tiba-tiba di meja makan ku tak pernah aku makan sedikit pun. Aku selalu memberikanya pada wanita tua itu. Dan dia menerimanya secara sukarela. Saat aku berumur 3 tahun, tepatnya 24 tahun yang lalu. Aku bertemu dengan seorang wanita cantik. Kira-kira saat itu umurnya 25 tahun. Dia memakai kebaya yang sama tuanya dengan kebaya yang dipakai nenek ku. Dia sering mengajak ku bermain dan aku senang karenanya.

Saat waktu-waktu kosong aku selalu menemuinya. Dia selalu menunggu ku disebuah pohon besar yang ada dekat rumahku. Sejujurnya dia selalu ada dimana mana. Saat aku sedang berpergian jauh dengan keluargaku, dia selalu ada. Di jalan, di teras rumah, di dalam angkutan umum, dan dimana pun tempat yang aku kunjungi. Dia selalu tersenyum dan melambaikan tangannya pada ku.

Aku tidak pernah tau namanya. Dia tidak pernah mau memberi tahu ku namanya. Pernah aku menanyakan tentang wanita iu kepada ibu dan nenek.

" bu. Ibu tau gak nama orang yang selalu main sama aku ?"

"yang mana sayang ? temen kamu kan banyak." ibu menusap kepalaku sambil berjongkok menghadapiku.

" itu loh bu. Perempuan yang rambutnya panjang, bajunya sama kaya kebaya nenek, dia suka nunggu aku dipohon itu." kataku sam bil menunjuk phon tempat kami sering bertemu. Ibu dan nenek ku serentak melihat ke arah yang ku tunjuk.

" cu....kamu semenjak kapan bermain dengan dia ? nenek gak suka kamu main dengan dia. Sudah sekarang kamu tidur dan jangan kesana lagi." nenek membawaku kedalam pelukanya. Samar-samar aku mendengar nenek bergumam. Seperti merapalkan doa-doa dan langsung ia meniupkannya ke kepala dan mataku. Aku pun jatuh tertidur. Itulah terakhir kali aku melihat perempuan itu. Saat umurku 5 tahun. Dia Melambaikan tangan dari balik pohon dan raut mukanya terlihat sedih.

Bukan hanya makanan saja. Semua perempuan yang pernah dekat dengan ku, selalu saja mundur secara perlahan. Mereka selalu meninggalkan setelah kami kencan beberapa kali. Lalu hilang entah kemana. Ada satu dua orang yang aku temui kembali. Aku meminta penjelasan pada mereka. Mereka bilang, ada seorang perempuan cantik yang menemui mereka dan meminta mereka menjauhi ku. Mereka bilang perempuan itu baik, ramah, dan cantik.

Siang tadi teman-teman ku merayakan ulang tahunku. Kami merayakannya dengan mengadakan makan-makan ditempat favorit kami selepas isya sampai tengah malam. Aku sampai di apartemen sekitar pukul 24.30. berhenti di depan pintu untuk mencari cari kunci di saku jaket ku. Seperti biasa, dimeja makan sudah terhidang makanan lengkap dengan buahnya. Kali ini nasi tumpeng dengan berbagai lauknya. Mungkin dia bermaksud merayakan ulang tahun ku juga. Aku tersenyum kecut.

Bulan bersinar sempurna dilangit sana. Purnama. Sayup-sayup dari dalam kamar ku terdengar suara perempun sedang menyanyi. Sangat lirih. Jantungku berdetak kencang. Siapa yang berada dalam kamar ku ? atau lebih tepatnya apa ? Dengan segala keberanian, aku melangkah sedikit demi sedikit menuju kamar. Pintunya terbuka sedikit. 

Dan disana. Didalam kamarku. Didepan sebuah lemari bercermin, seorang perempuan tengah berdiri sambil menyisir rambut panjangnya, dia mengenakan kebaya yang sama tuanya dengan kebaya yang dipakai nenek ku. Nafasku terhenti berbarengan dengan nyanyian nya yang terhenti. Kami sama-sama diam. Dengan kesadaran yang aku paksakan, aku segera berlari keluar dari apartemenku. Kemana saja asal tak sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun