"Wahh, jadi banyak makanan dong, Pa?"
"Iya tentu saja banyak. Nanti Ina sama Kak Didi boleh milih makanan yang disuka.
"Horeee...asyik.." Aku tertawa senang.
Kak Didi sudah keluar kamar dengan rapi. Bapak kemudian mengajak kami naik motor.
Aku naik di depan Bapak. Sedang Kak Didi di belakang. Duduk di depan rasanya senang sekali. Bisa melihat mobil dan kendaraan lainnya lebih jelas. Aku paling senang ketika berBapaksan dengan andong. Kendaraan yang ditarik oleh kuda. Pengemudinya dinamakan pak Kusir. Sampai di alun-alun, Bapak memarkir motornya di tempat parkir. Pak Juru parkir kemudian mengatur sepeda motor dengan ditata rapi. Alun-alun sudah terlihat banyak orang. Banyak anak- anak seumurku yang diantar Bapaknya. Ada yang bersama kakek-neneknya.
Aku, Bapak dan Kak Didi segera masuk ke tempat yang sudah diberi pagar dengan bambu. Banyak sekali gambar yang dipasang di dalamnnya.
"Ina, Kak Didi...iinilah Festival Kuliner. Ada banyak sekali makanan. Semuanya makanan khas daerah yang ada di nusantara. Ayo kita lihat dan cicipi makanan yang berasal dari daerah paling barat. Hayo sapa yang tahu daerah paling barat dari negara kita. Yang menjawab duluan, akan Bapak kasih hadiah."
Aku   berpikir   dan   mengingat   yang   pernahdiajarkan Bu Guru Fatma.
"Banda Aceh, Pa!" teriak Kak Didi.
"Betul sekali kak Didi. Hadiahnya nanti kalau di rumah. Bapak akan memberi uang jajan lebih. Tapi buat ditabung ya." Kata Bapak.
"Horee... yess." Kak Didi teriak girang. Yahh, aku kalah cepat. Padahal tahu, kataku dalam hati. Sekarang kita stan Provinsi Aceh. Tangan Bapak menggandengku di tangan kanan, sedang Kak Didi digandeng tangan kiri.