Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayang Tanpa Badan

12 Juli 2016   01:10 Diperbarui: 12 Juli 2016   01:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi.wanmedia.blogspot.com

Dulu sebelum ilalang tumbuh juga pagi masih belum bermentari, Tubuh pernah berkata , hei maukah engkau menjadi bayangku? Untuk teman ku menari dan bercerita pada bebatuan di gunung. Atau ikan ikan di kali yang sering kali nakal mengejekku.

Bayangpun tertawa dan menjawab, aku akan menjadi bayangmu. Biarkan awan menjadi saksi kita adalah badan dan bayang. 

Tapi kau tak boleh meninggalkanku! Badan tersenyum madu

Bayang tertawa. Ayo kita minum satu sloki embun malam.

Waktupun melaju Siang meraja,

 Badan menari di antara bunga di taman. Sesekali  melempari lebah dengan kerlingan. Bayangpun mengikutinya. Lalu bertanya, hei tarian apa ini?”

Sesekali waktu Badan berlompatan di atas ayam dan kura kura.

Bayang terus mengikuti dan bertanya, gerakan apa ini? Kenapa dengan wajahmu?

Badan berhenti dan diam.

“Tidak perlu tahu. Engkau terlalu banyak  tanya dan bicara! Bisakan engkau diam sejenak?"

“Bukankah aku bayangmu, yang tentu saja mengikutimu dan ingin tahu apa yang terjadi padamu”

“Ahh, kau hanya menyusahkanku. Pergilah sana. Aku ingin menari sendiri!"

Badan berlari di antara semak menuju bukit. Menari dan bernyanyi melepas semua dahaga jiwa.

  Bayang terdiam bercengkrama bersama sepi.

Hei sepi, katakan untuk apa dulu aku minum bersama?

Sepi tidak menjawab, hanya tertawa terbahak bahak.

Bayang lagi lagi bertanya pada sepi,  aku ini siapa?

Sepi tidak menjawab, hanya terbahak bahak..

Kamu itu bodoh, jawab sepi. Tapi kamu lebih bodoh lagi jika hanya terdiam di sini. Menjadilah bayang seperti takdirmu. Tidak perlu banyak bicara atau tanya. Jagalah badan  dengan kediamanmu. Jalanilah takdirmu dengan ikhlas, karena bayang tidak akan pernah ada, Seperti dirimu. Kemayaan yang nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun