"Oh Tuhan... kepala itu sudah ada di atas leherku lagi!" Dan  bunga yang ada di kepalaku. Tidak lagi hanya sebatas kuncup. Tapi sudah bermekaran tidak karuan, "Bagaimana aku harus membuang kepala dan bunga itu semua??"
Aku berlari lagi lalu melompat ke kerumuman kendaraan yang , berharap agar kepala ini jatuh lalu tergilas oleh roda roda liar itu. Aku terpental menjadi dua. Benar, kepala dan tubuhku sudah terpisah. Orang orang berkerumun. Aku mendatanginya dan memastikan bahwa mereka sedang mengerumuni kepalaku yang hancur.
Tapi..... Oh tidaakkk..
Mereka bukan mengerumuni kepalaku yang hancur. tetapi sedang menatap tubuhku yang tercincang oleh roda roda jalanan. dan aku? Aku terjebak di dalam kepala penuh bunga ini.!
Dari atas langit... sebuah senyum terkekeh sepanjang waktu.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H