"Schatje…liat itu ada babi.. ayo cepetan." Fleur menepuk kepalaku agak keras. Duh iya iya Fleur, aku tahu tapi jangan gitu banget.. jangan keras -keras. Aku berteriak dalam hati. Nyengir menahan sakit. Fleur terlihat tegang. Memang khusus melihat babi liar dia sangat takut entah kenapa. Tapi salahnya sendiri, kenapa mau ke Heide, sudah tahu akan melewati hutan yang ada babinya. Di samping ada kelinci juga landaknya.
Aku berlari agak kencang. Sedang Fleur memegang erat pundaku. Pohon terakhir sudah ku lewati. Tapi aku masih berlari. Menuju ke tengah.ada sekumpulan bunga berwarna ungu. Indah sekali. Biar aku ke sana saja. Fleur pasti suka.
Fleur turun dari punggungku. " Makasih Schatje." Senyumnya terkembang sambil menepuk tengkukku. Perlahan dia berjalan ke arah timur. Mendekati bunga ungu. Berjongkok, memetiknya kemudian menempelkan ke hidungnya seakan menghirup dalam dalam sambil terpejam.
"I love u..!! "
Dia berteriak sambil merentangkan tangan .Ahh dia sedang kasmaran. Apakah padaku? Bukankah hanya aku yang di panggil Schatje, sayang. Ahh.. gila aku berpikir demikian. Dia menari nari.Meskipun hanya mengenakan jeans dan bersepatu kets, tetap saja si cantik Fleur seorang gadis yang menawan.
Sekitar 15 menit, dari arah barat terlihat sosok mendekat dengan bersepeda. Seorang lelaki berambut hitam, berwajahnya bundar. Dia berhenti lalu membunyikan bel sepedanya.
Tingg.. Ting..!!!
Fleur menoleh. Wajahnya sumringah. “Hai Mark, datang juga dirimu.”
“Iya, janji akan selalu ku tepati” Teriak Mark seraya mendekat. Sepedanya ia biarkan tergeletak di tempat tadi berhenti.
Oh, tidak. Ternyata gadis cantikku, Fleur janjian dengan seorang pria. Hatiku panas. Aku mendengus. Fleur dan lelaki bernama Mark bertemu seperti hendak berpelukan. Tidak, aku harus hentikan. Aku segera melesat dan berhenti di antara mereka berdua. Dengan mendengus kesal.
"Oh Schatje, jangan ganggu, dia orang baik. Temanku."