Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tertipu si Anak Gadis

30 Desember 2015   22:01 Diperbarui: 30 Desember 2015   23:39 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyum dan sapa dari orang orang yang belum kenal pun berhamburan. Seperti kebiasaan orang jawa. Setelah melewati beberapa ceremonial, akhirnya sampailah  juru bicara dari pihak perempuan yang dilamar menyampaikan jawabannya.

“Bapak, Ibu  rombongan Nak Rahmad, kami sekeluarga, sangat berbahagia dan merasa tesanjung atas kedatangan  Bapak Ibu dalam rangka khitbah anak saya, tapi  biarlah anak saya sendiri yang menjawab, karena dia yang akan menjalani semuanya.” Ayah dari pihak perempuan berkata. Selanjut, seluruh pandangan tertuju pada seorang gadis berwajah agak bulat dengan pandangan menunduk.

“Sebelumnya saya mohon maaf bila sebelum menjawab, saya hendak mengajukan pertanyaan ke Pak Rahmad..”

“Mas Rahmad….” Sebuah suara dari pihak Rahmad berusaha membetulkan.

“Eh mas Rahmad, maaf saya terbiasa jika memanggil lelaki yang bukan muhrim dengan Pak,” Kata si gadis. “Saya hanya ingin menjelaskan, bahwa mungkin Pak rahmad, eh mas Rahmad belum tahu banyak tentang saya, yang mungkin bisa menjadi pertimbangan dalam khitbah ini. Mas, saya ini punya anak banyak, apakah mas yakin?”

Seluruh rombongan terlihat tersentak.  Rahmad pun tidak kalah kaget. Dari pembicaraan sebelumnya,  jelas dia mengaku gadis, kok pas acara khitbah atau lamaran ini dia bilang punya anak banyak?  Pertanyaan itu juga hinggap di seluruh rombongan pelamar , karena informasi yang didapat karena yang dilamar adalah gadis ting ting. Beberapa orang saling pandang dan berbisik. Rahmad yang segera berusaha setenang mungkin. Sedang emaknya Rahmad sedikit mendelik ke arah Rahmad. Seperti memaksa segera memberi jawaban dari pertanyaan yang hinggap di seluruh kepala rombongan pelamar.

“Ehmm.. jika memang benar .. itu.. itu .. keadaan yang yang ada pada ukhti. Saya ikhlas..” dengan terbata dan agak ragu Rahmad menjawab.

Si Gadis seperti tersenyum. “Akhi yakin?”

“Bismillah, insyaAllah yakin, karena dalam istikhoroh beberapa waktu yang lalu, saya mantap memilih ukhti.” Jawaban Rahmad terdengar lebih mantap. Meskipun rasa kaget ternyata gadis yang dilamarnya di hari yang penting ini mengaku mempunyai beranak banyak.

“Mas Rahmad yakin?” suara bariton ayah si gadis terdengar. Ingin ketegasan dari Rahmad

“Yakin, pak. Saya  menikah dengan niat untuk ibadah.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun