Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FABEL] Janji Kodok

7 November 2015   22:54 Diperbarui: 7 November 2015   23:15 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuda menatap Kodok. Ada rasa tidak percaya. Tapi dilihatnya Kodok terlihat  memelas. Dan tampak mukanya tulus dalam ucapannya. 

“Baiklah Kodok, karena niatmu baik dan kamu sudah berjanji untuk menjaga danau dan juga tidak ikut pertandingan ini, aku akan antarkan engkau. Naiklah ke punggungku. Kita akan menuju hutan sebelah selatan.”

 Kodok segera meloncak ke punggung kuda. Dengan berpegang bulu di leher Kuda, Kodok menikmati perjalanan. Hampir dua jam Kuda berlari. Hingga akhirnya sampailah mereka di danau yang dituju. Dari jarak beberapa meter, tampak kilatan sesuatu di atas sebuah pohon di pinggir danau.

“Sepertinya itu mahkota Ksatria Rimba, Kodok.” Kata Kuda.

“Iya, mari kita dekati.”

Kuda perlahan mendekati pohon tersebut hingga sampai di bawahnya. Dan benar, sebuah mahkota berwarna keemasan tergeletak di dahan pohon.

“Kodok, sekarang turunlah ke danau yang katamu akan kau jaga, aku akan mengambil mahkota itu.”

Kuda hendak menurunkan  Kodok. Tapi tidak dinyana, tiba tiba kodok melompat naik, dan tepat di matanya, kaki Kodok menghentakan tubuh melompat dan menggapai mahkota. Kuda yang terkaget dan merasakan sakit di matanya, jatuh terduduk. Dengan matanya yang terasa sakit, Kuda  melihat Kodok meloncat kegirangan  di dahan pohon.

“Hei Kodok! Bukankah kau sudah berjanji menjaga danau ini dan tidak ikut pertandingan?”

“ Hahaha…  itu dulu. Sekarang yang jelas, aku sudah dapatkan mahkota Ksatria Rimba."

Kuda tidak bicara lagi. Matanya masih terasa sakit, dan tadi tidak sengaja jatuh menimpa rumput berduri. Dalam hati ia menyesal, mengapa ia tadi percaya dengan Kodok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun