Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Ruang Publik Masa Depan

30 September 2015   23:56 Diperbarui: 30 September 2015   23:59 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Dan ternyata itu bukan penyebab utama dari kegagalan fungsi ruang publik yang sudah diusahakan  oleh pemerintah. Bila ditelusuri lebih jauh, ternyata kegagalan tesebut berawal dari hal hal berikut yang merupakan tantangan pembangunan dan pengelolaan ruang publik di masa datang.

Yang Pertama

SDM yang tidak mumpuni dalam merencanakan, mengolah dan mengeksekusi rencana strategis dari sebuah ruang publik. Memang tidak semua. Karena masih banyak juga SDM yang mumpuni dan benar benar peduli pada perencanaan ruang publik dalam tata ruang kota. Hanya saja, kalau pas kena apes, suatu kota di tangani “oknum” SDM yang tidak cakap tersebut, kasian kotanya. Ruang publik yang di harapkan, tidak bisa terwujud

Yang kedua

Anggaran yang setengah setengah.  Sudah kita ketahui, bahwa eksekutif, dalam menjalankan semua proyeknya tentu berdasarkan rancangan anggaran yang diajukan. Sayangnya, anggaran yang ada seringkali tidak sesuai yang diharapkan. Terutama terjadi di daerah yang PAD nya minim. Seperti di kota saya tinggal, Purworejo.  Pembangunan ruang publik terkesan asal asalan, yang penting jadi. Setelah itu tidak diurusi lagi.  Hasilnya adalah kerusakan yang makin parah.

Yang ketiga

Kurangnya peran serta masyarakat. Ketika ruang publik yang berupa taman kota dibangun, biasanya euphoria masyarkat begitu tinggi. Tapi tidak dibarengi dengan kepedulian ikut merawat ruang publik yang ada.  Dalam konteks taman kota, banyak orang orang yang kurang beretika buang air sembarang tempat.  Tidak mengindahkan peraturan yang sudah dituliskan. Misal, tidak boleh merusak tanaman rumput hias yang baru ditanam. Dengan cuek saja menginjak injak taman yang ada. Hasilnya kerusakan. Dan bila hal ini tidak segera diperbaiki (dengan alasan anggaran yang tidak ada)  tentunya menghasilkan ketidaknyamanan para pengguna ruang publik.

Yang keempat

Pemilik modal yang nakal. Di Surabaya, pernah terjadi sengketa  soal kebun binatang Surabaya. Ada slentingan kabar, bahwa KBS akan segera dijadikan tempat pusat perbelanjaan.  Ini menunjukan bahwa ada saja orang orang  yang berduit, yang selalu mengedepankan keuntungan materi atau oportunis. Tanpa memperdulikan  ruang ruang yang diperlukan dalam sebuah kehidupan perkotaan. Di kepalanya hanya terpikir, bagaimana mencari rupiah dalam setiap geraknya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun