Mohon tunggu...
Kenong Veyza
Kenong Veyza Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Baperan

Pecinta dunia aksara dan suara ....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setoples Nastar Untuk Anakku

5 April 2023   19:43 Diperbarui: 5 April 2023   19:48 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan kebesaran, Ka! Nanti enggak matang sempurna," ucapku padanya.

"Biarin! Ini nanti buatanku khusus buat aku, Ma. Aku mau masukin ke toples sendiri," jawabnya singkat.

Tak terasa adonan pun telah habis. Tinggal waktunya memanggang dalam oven. Selama menunggu, ia selalu berdiri di sampingku. Sudah tak terhitung berapa kali matanya mengintip lewat kaca jendela oven tersebut. Bibirnya kadang mengerucut ke depan seolah tak sabar ingin segera mencicipinya.

"Mah, cepet buka! Udah gak sabar pengen makan," rengeknya. Aku hanya bisa mengelus punggungnya. Memberikan energi kesabaran agar ia bisa mengerti kalau kuenya memang belum matang.

"Sabar, Ka! Bentar lagi matang. Mending nunggunya sambil mainan lego aja?" titahku. Akan tetapi, ia tak beranjak sedikit pun dari tempatnya.

Aroma kue nastar mulai tercium. Wajah anakku juga terlihat mulai antusias kembali setelah jenuh menunggu. "Hmmm, baunya enak, Mah!" Ucapnya berkali-kali.

Gegas kubuka tutup oven dengan tangan kananku. Aroma harum kue seketika terhirup hidungku. Azka pun langsung mepepetku terus mengawal loyang kue hingga tergeletak di meja. Tangan kecilnya hendak menyentuh kue. Aku yang melihat langsung menahan tangannya.

"Nanti dulu, Ka! Masih panas. Tunggu hangat dulu." Mendengar ucapanku Azka menarik kembali tangannya. Dengan tatapan mata yang masih tertuju kue berbentuk bulat itu.

"Mah kuenya udah hangat. Bolehkah buatanku kutaruh dalam wadah?" kata Azka dengan tangan telunjuknya menyentuh kue nastar yang tak lagi panas. Aku memandang wajahnya sebentar, lalu menyodorkan satu toples plastik bertutupkan warna biru. Sesuai warna kesukaannya.

"Ini toplesnya, Ka. Disusun yang rapi ya?"

"Iya, Ma." Jawabannya sungguh singkat. Tangannya pun mulai memasukkan kue nastar satu per satu ke dalam toples. Sedangkan mulutnya terus sibuk mengunyah kue. Satu kue dimasukkan toples, satu kue lagi masuk ke dalam mulut kecilnya. Melihatnya menikmati kue dengan begitu bahagia membuat hatiku ikut bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun