Mohon tunggu...
Kenneth
Kenneth Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merdeka Indonesia, Merdeka Keyakinannya!

19 Agustus 2017   12:32 Diperbarui: 19 Agustus 2017   12:58 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Dalam artikel ini, saya tidak bermaksud untuk menghina siapapun, tidak menulis dengan maksud atau niat jahat, tidak menulis dengan maksud politik, saya menulis artikel ini, dengan mengatas namakan Bangsa Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur."

Tak terasa sudah 72 tahun Indonesia merdeka, dan tak terasa pula bahwa generasi berganti generasi telah hidup dengan bergantian dalam tanah bumi pertiwi, Negara Indonesia. Negara yang beragam, kaya akan budaya, kaya dengan alamnya, negara yang telah dibentuk sedemikian rupa oleh para pejuang Bangsa, para proklamator, dan diatas segalanya, dibentuk atas berkat Rahmat Allah YME.

Saya sebagai generasi muda salut dengan Upacara kemerdekaan 17 Agustus kemarin di Istana Presiden. Saya bangga bahwa Bapak Joko Widodo berhasil mengumpulkan para kaum elit politik beserta mantan Presiden dalam satu Upacara yang khidmat. Saya bangga bahwa Bapak Jokowi mampu merealisasikan beragam etnis di Indonesia dengan pemakaian baju daerah yang sangat menawan. Terlebih saya bangga karena Upacara Kemerdekaan 17 Agustus kemarin berlangsung dengan baik, bahkan kalau saya boleh nilai, saya akan menilai 10 dari 10, congratsPak Jokowi!

Namun pertanyaan saya sekarang adalah, " Apakah Indonesia telah sepenuhnya MERDEKA?"

Sebenarnya saya sangat merindukan Bangsa Indonesia yang merdeka sepenuhnya, saya sangat berharap dalam segala aspek masyarakat Indonesia dapat merdeka, terutama diawali dengan kehidupan beragamanya. Bukankah sekarang banyak perdebatan dan perselisihan yang mengatasnamakan agama ? Kalau begini Indonesia merdeka hanya SEBATAS NEGARANYA saja, hanya SEBATAS PENGAKUANNYA saja, dan hanya SEBATAS PROKLAMASINYA saja.

Kalau kita meninjau dari segi Pancasila, sebenarnya sudah jelas kok, dari sila 1 sampai 5, Indonesia adalah bangsa yang berpaku pada TUHAN YME, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, bersatu, mufakat-musyawarah, dan adil. Tetapi, kok masih ada ya, yang mau mengganti Pancasila? Tidak puaskah mereka? Atau ada yang salah sama Pancasila? Padahal Pancasila itu kan ada karena hasil dari pengkristalisasian budaya Indonesia yang sudah mendarah-daging dalam kehidupan Bangsa Indonesia. Apakah ini artinya masyarakat Indonesia sudah berubah kebudayaan?

Saya akan memulai dari beragam AGAMA di Indonesia. Mengapa saya berani bilang kalau Indonesia belum sepenuhnya merdeka dalam bidang keagamaan?

Sebelumnya saya mau sedikit bercerita tentang Agama yang diakui di Indonesia. Jujur, saya sendiri beragama Kristen, namun bukan berarti saya benci dengan agama lain, saya suka kok bergaul dengan orang yang tidak segama dengan saya. Teman saya buktinya, mereka tidak semua Kristen, ada yang Buddha, ada juga yang Hindhu. Demikian pula saya juga berteman dengan siswa dan siswi beragama Islam saat mengikuti Pelatihan OSK EKONOMI dan saya suka bergaul dengan mereka, mereka adalah siswa dan siswi yang aktif, pintar, mereka juga seru diajak bercanda, bahkan terkadang kami juga bersama-sama mentertawakan sesuatu yang kami anggap lucu.

Saya SAMA SEKALI TIDAK MENUTUP PERGAULAN dengan mereka yang meskipun tidak seagama dengan saya. Saya bahkan bangga bila memiliki teman yang berbeda agama dengan saya, artinya saya termasuk dalam masyarakat dengan jiwa toleransi.

Saya tahu bahwa semua agama mengajarkan kebaikan, mengajarkan toleransi, dan terutama mengajarkan kasih. Saya juga tidak bisa menyangkal bahwa mungkin sebagian agama tidak menyukai agama Kristen karena dulunya adalah agama bawaan penjajah, atau mungkin ada juga yang mungkin tidak suka dengan agama lain karena tidak sesuai dengan kebudayaan mereka, dan lain-lain. Namun bukan berarti dengan kita yang TIDAK SUKA AGAMANYA, artinya kita juga TIDAK SUKA ORANGNYA. Paham yang salah ini terus menerus berakar di kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Mereka memang mengakui Indonesia adalah masyarakat yang beragam, namun mereka tidak mau toleransi bahkan bergaul pun sungkan dengan orang yang tidak seiman. Padahal, hal ini sangat disayangkan. Bagaimana bisa maju kalau dalam kehidupan beragama saja Indonesia tidak bisa bersatu?

Kalau boleh jujur, saya ambil contoh agama Islam, mereka adalah umat yang sangat patut dicontoh, terutama dalam hal ibadah, mereka adalah umat yang sangat rajin beribadah dan selalu menjaga kesucian mereka di dalam Rumah Ibadah. Lanjut saya ambil contoh, umat Hindu dan Buddha yang sangat menjunjung leluhurnya, menghormati Tuhannya, bahkan mengajarkan umatnya kesabaran. Saya sendiri kadang suka pangling melihat agama-agama lain yang ternyata lebih rapih, sopan, taat, dan rajin dalam beribadah, toh saya sendiri saja tidak sampai 5 kali dalam sehari datang ke rumah ibadah, saya terkadang juga malu melihat umat Kristen yang terkadang suka menggunakan baju yang sedikit tidak sopan saat masuk ke Gereja. Saya cinta kehidupan beragama di Indonesia dan saya ingin sekali bisa mengambil contoh baik dari setiap agama untuk saya lakukan. Saya tidak membenci agama apapun, yang saya BENCI ADALAH ORMAS RADIKAL  DAN OKNUM-OKNUM YANG BERLINDUNG DI DALAM PAYUNG AGAMA DAN BANYAK MELAKUKAN KEJAHATAN.

Saya bukan bermaksud menghina, namun sudah 72 tahun merdeka, kok masih ada yang ingin mengganti Pancasila jadi Piagam Jakarta? Bahkan ada juga yang ingin menggantinya dengan Kekhilafahan. Padahal Indonesia bisa bertahan 72 tahun tentu karena andil Ideologi Negara kita, yaitu Pancasila. Mengganti Pancasila artinya kita juga harus mengganti seluruh tatanan pemerintahan bahkan tatanan masyarakat Indonesia. Benar-benar tidak masuk akal.

Ditambah adanya pro dan kontra dalam menafsirkan ayat suci (hubungannya dengan agama) yang sudah berhasil memasukkan Ahok ke penjara. Padahal dari awal rekaman Buni Yani sudah salah kata, namun tetap saja dianggap Ahoklah yang salah. Sementara ada tokoh agama yang kowar-kowar menabur kebencian dimana-mana, pas kena kasus, eh kabur ke negara lain , kasihan ya bangsa ini. Bahkan, ada juga yang gak mau disholatin pas meninggal hanya karena pendukung Ahok, aduh masa sih tega bener deh kalian...

Saya juga sempat melihat salah satu akun instagram yang mengatakan bahwa mereka merasa tersindir bahwa banyak yang menyebut "Agama Islam mendominasi Indonesia" padahal Indonesia kan milik semua agama, saya yang melihat akun tersebut sebenarnya bersyukur, "akhirnya mereka bisa menyadari keberagaman" namun setelah saya baca lagi, kelanjutannya malah menghina agama lain, bahkan akun ini menyebutkan bahwa agama islam itu satu-satunya agama yang masuk tanpa melalui paksaan atau penjajahan, bahkan pejuang bangsa Indonesia 100% Islam. Aduh dalam hati saya sakit juga ya, sebenarnya pejuang Indonesia mah banyak juga yang dari agama lain, Yos Sudarso (Kristen), D.I. Panjaitan (Kristen), demikian pula pejuang di Bali mayoritas pasti Hindu. Demikian pula agama Budha dan Hindu mereka masuk juga secara "Penetration Pasifique" kok atau dikenal dengan jalur damai. Memang saya akui bahwa agama Kristen dibawa dengan paksaan mungkin awalnya melalui penjajahan . Namun bukan berarti tidak ada umat Kristen yang cinta akan Indonesia.

Oleh sebab itu, marilah kita berpikir dewasa, bahwa agama adalah wilayah pribadi, hubungan antara setiap individu dengan Tuhannya, jangan dibawa-bawa untuk menyerang kelompok yang lain atau jangan juga merasa paling besar, paling suci , dan paling benar. Cukuplah kita orang-orang yang mengaku beragama menunjukkan SIKAP SEBAGAI ORANG YANG BERIMAN, melalui tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Kita wajib menyadari bahwa Agama adalah wadah untuk bertemu Tuhan yang tidak bisa diukur atau dinilai dari segi manusia. Agama merupakan diferensiasi yang sifatnya horizontal,  artinya tidak ada agama kelas atas atau kelas bawah, demikian pula tidak ada Tuhan yang lebih mahakuasa dan Tuhan yang kurang mahakuasa. Semua agama punya derajat yang sama dan kita harus saling bertoleransi satu dengan yang lainnya.

SALAM MERDEKA! HIDUP INDONESIAKU!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun