Mohon tunggu...
Ada Cara Sehat
Ada Cara Sehat Mohon Tunggu... Blogger -

Manusia yg kepo sama kesehatan, gaya hidup dan otomotif. Doyan juga nulis politik dan ponsel.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencarikan Jodoh untuk Gubernur DKI Jakarta, Parpol Pendukung Perlu Pertimbangkan Hal Ini

15 September 2018   14:29 Diperbarui: 15 September 2018   18:09 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama masa kekosongan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta, setelah ditinggal Sandiaga melaju dalam Pilpres 2019 nanti. Dua Partai terlihat masih berusaha untuk menyodorkan nama calon kandidatnya. Menurut saya, hal ini menjadi sesuatu yang lumrah, ketika kursi Wakil Gubernur di Minati partai pendukung karena alasan politis. Apalagi peluang mendapatkannya tidak sesulit dengan mengikuti berbagai proses penyaringan, sebelum maju ke pemilihan demokratis. Itupun memerlukan lebih banyak tenaga, waktu dan biaya, tanpa disertai kepastian untuk jaminan akan terpilih. Sehingga, ketika peluang mengisi jabatan strategis menjadi Wagub memunculkan peluang lebih besar, rasanya menjadi mubazir jika di lewatkan. 

Menariknya, fenomena tarik ulur yang masih berusaha di tutup oleh parpol, untuk meredam kesan rebutan jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini. Menurut Gerindra, hal ini untuk mencegah munculnya citra buruk menjelang memasuki Pilpres dan pileg 2019, seperti yang sudah kita tahu saat Prabowo bersama Sandiaga maju dalam pemilihan umum menjadi kandidat Presiden dan Wakil Presiden. Namun, reaksi yang berlawanan dari PKS melihat kekosongan jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, PKS memberikan sikap perlunya untuk respon yang cepat. Mengutip laman Kompas.com 28/08/2018) mengabarkan, Penasihat Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Triwisaksana membenarkan, sejumlah rapat pembahasan menyikapi jabatan ini untuk menentukan sejumlah nama yang akan di ajukan nanti. Triwisaksana mengatakan, PKS punya keyakinan Gerindra akan menyerahkan nama kandidat wagub sepenuhnya kepada PKS. Meski demikian, Ia dan partai PKS tidak akan mengabaikan saran dan pikiran Gerindra.

Mencari Jodoh Untuk Gubernur DKI Jakarta

Tak ada gading yang tak retak, mungkin sebuah kalimat yang sering di dengar oleh telinga, mungkin saja bisa menjadi masukan untuk partai politik yang saat ini bersiap-siap mengirimkan kadernya membantu Anies Baswedan. Menjadi Gubernur DKI Jakarta yang di penuhi berbagai kepentingan, bermacam sifat, dan ragam manusia dalam satu tempat. Anies yang kita kenal sebagai gubernur santun dan mengusung slogan keberpihakan, akan mengalami banyak kesulitan menjalankan program prioritasnya, tentunya selama kita tidak menganggap programnya gagal. Akhirnya kesantunan yang tinggi dengan tutur kata yang halus dan indah di dengar, seakan menjadi pisau tumpul hingga masa jabatan jika tidak mendapat Wakil Gubernur yang punya kemampuan berbeda dengan Anies Baswedan.

Sebut saja program yang menjadi andalannya saat kampanye pemilihan Gubernur lalu, belum memperlihatkan prestasi yang menggembirakan, saya malah melihat program yang dikeluarkan sebagai kebijakan pemerintah DKI Jakarta, hanya bersifat kontroversi, tentunya hanya mereka saja yang mengerti alasan kebijakan tersebut dijalankan di Jakarta. 

Bahkan tidak jarang program tersebut menjadi lelucon warganet dan beberapa masyarakat DKI Jakarta sendiri. Misalnya program uji coba transportasi yang sering di ulang dan di perpanjang karena tidak sesuai target. Peristiwa terbaru tentang bangkrutnya  OK OCE karena pendapatan tidak mampu untuk membayar sewa bangunan, sehingga harus terusir dan mencari lokasi gratis lainnya.


Mengutip laman Kontan.co.id, Selasa (11/9/2018), Jerry sebagai pengamat mengatakan, program digagas oleh Sandiaga hanya sebatas janji semasa kampanye dalam Pilkada DKI 2017, sehingga tidak mengejutkan jika program OK OCE berantakan, karena setelah Sandiaga menjabat program tersebut diserahkan kepada orang lain. Kegagalan OK OCE, menurut Jerry, menjadi satu di antara kelemahan Sandiaga.

Sementara itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyebut program OK OCE andalan Pemrov DKI Jakarta era Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sekedar lip service.

"Jangan dididik-didik, dilatih-latih terus, itu memakan waktu. Kasih duitnya bagaimana perjanjian pengembaliannya agar kami bisa lebih berdaya. Saya katakan di media program OK OCE adalah program lips service," ujar Bestari. Menurut Bestari, program OK OCE awalnya ditujukan untuk menciptakan 200 ribu entrepreneur baru di Jakarta.

"Memang betul dalam tahun ini ada 45 ribu orang mendaftar, yang difasilitasi dengan akses permodalan baru sekitar 300-an saja. Jauh dari panggang daripada api. Habislah nanti anggaran Rp 98 miliar itu untuk pekerjaan yang hampir boleh dikatakan sia-sia tadi," ujar Bestari.

Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil menilai program OK OCE sebelumnya dijanjikan permodalan. Namun kenyataannya tidak dibantu modal usaha. Veri menyebut program OK OCE tidak matang dan berbeda dengan apa yang disampaikan saat kampanye.


Diberitakan Kompas.com pada Sabtu (8/9/2018), Sandiaga menyebut bahwa OK OCE Mart di Kalibata bukan tutup melainkan akan pindah ke tempat lain. Menurut Sandiaga, hal ini disebabkan karena pemilik tidak mampu menyewa lahan.

"Nah OK OCE Mart yang di Kalibata ini mereka awalnya tidak menyewa dan sekarang ini harus menyewa lahan dan menyewa lahan itu berat. Jadi enggak tutup, mereka mau pindah," ujar Sandiaga melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/9/2018).

Menurutnya perjalanan bisnis memang sering naik turun. Sandiaga beralasan, bahwa yang dialami oleh pemilik OK OCE Mart di Kalibata ini akibat dari ekonomi nasional yang tengah lesu.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi santai soal sepinya OK OCE Mart ini. Menurutnya, usaha ya usaha saja, mengikuti nature bisnis," ujarnya.

Mampukah DKI Jakarta Mendapatkan Wakil Gubernur Yang Melengkapi Anies ?

Basuki Tjahaja Purnama merupakan Gubernur DKI Jakarta yang fenomenal. Kemampuannya dalam pembangunan Jakarta secara fundamental, tidak di ragukan lagi. Terlepas dari kenyataan bahwa ada pro dan kontra, Basuki Tjahaja Purnama selalu menemukan cara untuk membangun kepercayaan masyarakatnya dan banyak perusahaan di Jakarta dengan kerja keras, tegas dan jujur. Hasilnya seperti yang kita ketahui, Basuki Tjahaja Purnama mampu mengubah Jakarta menjadi kota yang maju, tertata modern dengan prinsip bersih, transparan dan professional.

Artikel ini akan memberikan penjelasan, perlunya partai politik yang akan mencari penganti untuk Anies Baswedan. Mengingat Gubernur DKI Jakarta ini sangat diragukan untuk memberikan konstribusi pada kemajuan kota Jakarta. Melihat beberapa sikap dan cara Basuki Tjahaja Purnama memimpin DKI Jakarta, beberapa kriteria yang perlu dimiliki calon Wakil Gubernur untuk mengantikan Sandiaga, diantaranya :

1. Mencari wakil Gubernur dengan sosok individu yang tulus, tegas dan penuh tanggung jawab.
Basuki Tjahaja Purnama bagian dari pribadi yang menerapkan cara kerja bersih, transparan dan professional. Meski beberapa kali saingan Basuki Tjahaja Purnama menyalahkan dengan tuduhan korupsi, sebagian besar pernyataan yang di angkat menjadi isu akhirnya tidak terbukti dan menjadi isapan jempol saja.

2. Mencari wakil Gubernur dengan sosok tegas.
Memiliki sikap tegas menurut saya adalah salah satu sifat yang harus dimiliki, ketika parpol pendukung sedang mencari kriteria pengganti Sandiaga. Ketidakberpihakan adalah hal penting menghindari praktek melegitimasi yang tidak benar. Dari gerakannya yang berbeda, Basuki Tjahaja Purnama secara teratur membuat gerakan tegas untuk memberi manfaat semua orang. Mungkin sebagian dari kegiatannya dipandang sulit oleh sebagian warga Jakarta, jika pikirannya dipenuhi kebencian, namun jika kita merenungkan kembali, semua yang telah diselesaikan oleh Basuki Tjahaja Purnama untuk kepentingan semua orang bukan demi kepentingan pribadi.

3. Mencari wakil Gubernur dengan sosok berani dan tangguh.
Basuki Tjahaja Purnama pelopor yang tangguh ketika memimpin DKI Jakarta. Dalam beberapa kejadian, kita dapat melihat bagaimana seorang BTP membela kebenaran dan meluruskan yang salah. Dia tidak gentar untuk memarahi bawahannya atau malah lembaga yang menjadi mitranya, jika menyimpang dari kebenaran dan terindikasi menyelewengkan mandat yang seharusnya dikerjakan dengan benar.

4. Mencari wakil Gubernur dengan sosok toleransi tinggi.
Terlepas dari fakta bahwa Basuki Tjahaja Purnama adalah beragama Kristen, menjadi suku yang di anggap sebagian masyarakat golongan minoritas dan sering mendapat predikat ras lain, seolah-olah bukan warga negara Indonesia.  Basuki Tjahaja Purnama menghormati agama yang berbeda, misalnya, membangun masjid bagi umat muslim, mengunjungi tempat-tempat keagamaan yang berbeda.

5. Mencari wakil Gubernur dengan sosok kredibilitas dan kinerja.
Basuki Tjahaja Purnama menunjukkan kredibilitas dan kinerja dan tidak semata-mata memiliki pengetahuan di dunia politik. Ini sangat penting dan harus menjadi pemikiran partai pendukung untuk mencari Wakil Gubernur DKI Jakarta.

6, Mencari wakil Gubernur dengan sosok realistis.
Program kerja Basuki Tjahaja Purnama realistis dan tidak sekedar memberi mimpi kepada warga DKI Jakarta. Ia telah berhasil menyusun program kerjanya dan dapat dilihat melalui pendekatan-pendekatannya. Sistem pengawasan yang ketat dalam transparansi anggaran melalui e-musrenbang hingga e-budgeting, bertujuan untuk memudahkan prosedur penyusunan secara progresif, di kontrol dan dapat di awasi bersama. Program ini dimulai oleh Basuki Tjahaja Purnama untuk menjaga berbagai anggaran yang tidak terpakai menjadi sia sia dan memusnahkan siluman jahat yang sering sembunyi-sebunyi menambah anggaran APBD.

Namun yang namanya harapan penulis, tentu tidak akan berjalan sesuai kenyataan. Paling tidak, beberapa poin yang ada dalam sosok Basuki Tjahaja Purnama selama memimpin DKI Jakarta, bisa menjadi kriteria tambahan saat partai pendukungnya masih belum menemukan Wakil Gubernur nanti.

Sumber Rujukan 1Rujukan 2Rujukan 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun