Kenisha Nindhyatyas Nugroho
12 IPS 3, dan SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang
Salah satu warisan Suku Mandar yang paling mencolok adalah perahu Sandeq. Perahu Sandeq yang juga disebut sebagai 'lopi Sandeq' ini merupakan alat transportasi khas Suku Mandar yang sejak dulu digunakan untuk melaut. Sandeq memiliki bentuk yang khas yaitu perahu nya yang kecil dan ramping dengan layar nya yang berukuran sangat besar dan runcing. meskipun hanya mengandalkan layar dan kecepatan angin, perahu tanpa mesin ini dapat berlayar dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Perahu Sandeq adalah sebuah kearifan lokal, budaya lokal, dan merupakan warisan luhur yang sesungguhnya tidak ada di dunia ini kecuali di Mandar itu, terlebih lagi karena wilayah Sulawesi Barat bertempat di daerah pesisir yang membuat mayoritas mata pencaharian penduduknya yaitu sebagai nelayan. Sandeq menjadi salah satu alat transportasi antar pulau paling dominan sebab selain lincah dan cepat, juga disebut sebagai salah satu kapal layar di dunia. Hal ini terbukti karena Sandeq juga dapat berlayar melawan arah angin, yaitu dengan teknik berlayar zigzag atau dalam Bahasa Mandar disebut sebagai 'Makkarakkayi'.
Di era ini dimana teknologi terus berkembang dengan gencar, perahu Sandeq pun ikut mengalami modernisasi. perahu Sandeq yang pada awalnya berlayar dengan sepenuhnya mengandalkan angin kini sudah bermotorisasi. Perkembangan ini pun kerap membawa hal positif, saat berlayar menggunakan perahu Sandeq, nelayan hanya dapat melaut di sekitar kawasan selat makassar dengan kondisi  cuaca tidak menentu dan daya jelajah yang rendah. Namun karena perkembangan teknologi yang menggencar hingga ke pelosok dunia, perahu Sandeq pun ikut berkembang dan dapat memudahkan nelayan dalam menjalani pekerjaannya.
Berlayar menuju masa depanÂ
Dengan dilakukannya motorisasi pada perahu Sandeq, nelayan dapat melaut hingga perairan Kalimantan Timur maupun Laut Sulawesi. Nelayan juga mendapatkan ikan dengan jumlah yang relatif lebih besar. Selain itu juga dengan berkembangnya teknologi, para nelayan juga dapat memanfaatkan aplikasi prakiraan cuaca untuk melihat prakiraan cuaca esok hari saat akan berlayar. Kemajuan ini memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi para nelayan, karena pekerjaan para nelayan jadi lebih efektif dan efisien.Â
Modifikasi pada kapal sandeq yang terjadi melalui pengaruh teknologi ini bertujuan agar kapal sandeq dapat terus digunakan dan dilestarikan agar tidak punah, namun juga tetap mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat membantu memudahkan pekerjaan nelayan.Â
Pelestarian perahu Sandeq bagi generasi mendatang
Perahu yang sudah ada sejak tahun 1930-an ini tak dapat dipungkiri juga memiliki kemungkinan untuk memudar, dilihat dari perkembangan kapal-kapal modern bermotor zaman sekarang. meskipun begitu di tengah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi sekarang, masyarakat Suku Mandar tanpa henti-hentinya terus melestarikan warisan nenek moyang mereka. Salah satunya dengan mengadakan perlombaan balap menggunakan perahu Sandeq yang juga disebut sebagai 'Festival Sandeq Race'.
Perlombaan yang diadakan setiap tahunnya sejak tahun 1995 ini merupakan program yang sangat menarik bagi generasi muda maupun masyarakat umum. Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga harapannya yaitu agar perahu Sandeq dapat lebih dilihat oleh masyarakat sehingga warisan budaya milik suku mandar ini tidak berjalan menuju kepunahan. Perahu ini  juga menjadi simbol kehebatan maritim Suku Mandar, sehingga harus terus dijaga, dilestarikan, dan diperkenalkan ke masyarakat luas maupun mancanegara. Agar warisan leluhur ini tidak mati.Â
Filosofi yang dijadikan sebagai simbol dalam pegangan hidup
Dibalik keunggulannya sebagai salah satu kapal layar tercepat di dunia, perahu Sandeq memiliki nilai filosofi yang mendalam. Setiap bagian Perahu Sandeq mempunyai makna simbolik yang menjadi warisan nilai budaya dari masyarakat Suku Mandar. Contohnya Proses pembuatan, arah dan laju perahu Sandeq ini mempunyai makna masing-masing dari semangat dan kearifan budaya lokal. Bagian kepala perahu Sandeq atau ‘Panccong’ yang memiliki bentuk limas segitiga runcing dengan posisi paling depan dan mendongak ke atas. Bentuk dan posisinya yang mendongak ke atas mempunyai makna selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Â
Layar segitiga ini juga diartikan sebagai relasi manusia, alam, dan Tuhan, atau sudut runcing yang mengisyaratkan keteguhan hati pada satu tujuan. Ataupun awak perahu Sandeq, atau yang biasa disebut 'PasSandeq' umumnya terdiri dari 8 orang dalam satu kapal. Jumlah tersebut menggambarkan sejumlah nilai filosofis seperti kepemimpinan, kebersamaan, kerjasama, hingga kemampuan untuk saling mengimbangi. Nilai filosofis dari perahu Sandeq ini juga menjadi tiang bagi masyarakat mandar dan sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Melalui filosofi-filosofi tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat Suku Mandar sangat menghargai nilai-nilai sosial, serta warisan dari para leluhur, dan yang terpenting yaitu mereka sangat menghargai Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memiliki pendirian dan pegangan hidup yang teguh sehingga dapat menghadapi tantangan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan baik dan tidak meninggalkan kearifan lokalnya.Â
Perahu Sandeq bukanlah hanya sekedar perahu, melainkan suatu kearifan lokal yang personal. Jika melihat arsitektur dari perahu Sandeq  secara detail, setiap bagian dari perahu ini memiliki filosofi yang mendalam dibaliknya. Masyarakat Suku Mandar pun juga telah  membuktikan cara pelestarian yang mereka lakukan terhadap perahu Sandeq, mereka melestarikan kearifan lokal tersebut dengan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi tanpa meninggalkan warisan leluhurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H