Perlombaan yang diadakan setiap tahunnya sejak tahun 1995 ini merupakan program yang sangat menarik bagi generasi muda maupun masyarakat umum. Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga harapannya yaitu agar perahu Sandeq dapat lebih dilihat oleh masyarakat sehingga warisan budaya milik suku mandar ini tidak berjalan menuju kepunahan. Perahu ini  juga menjadi simbol kehebatan maritim Suku Mandar, sehingga harus terus dijaga, dilestarikan, dan diperkenalkan ke masyarakat luas maupun mancanegara. Agar warisan leluhur ini tidak mati.Â
Filosofi yang dijadikan sebagai simbol dalam pegangan hidup
Dibalik keunggulannya sebagai salah satu kapal layar tercepat di dunia, perahu Sandeq memiliki nilai filosofi yang mendalam. Setiap bagian Perahu Sandeq mempunyai makna simbolik yang menjadi warisan nilai budaya dari masyarakat Suku Mandar. Contohnya Proses pembuatan, arah dan laju perahu Sandeq ini mempunyai makna masing-masing dari semangat dan kearifan budaya lokal. Bagian kepala perahu Sandeq atau ‘Panccong’ yang memiliki bentuk limas segitiga runcing dengan posisi paling depan dan mendongak ke atas. Bentuk dan posisinya yang mendongak ke atas mempunyai makna selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Â
Layar segitiga ini juga diartikan sebagai relasi manusia, alam, dan Tuhan, atau sudut runcing yang mengisyaratkan keteguhan hati pada satu tujuan. Ataupun awak perahu Sandeq, atau yang biasa disebut 'PasSandeq' umumnya terdiri dari 8 orang dalam satu kapal. Jumlah tersebut menggambarkan sejumlah nilai filosofis seperti kepemimpinan, kebersamaan, kerjasama, hingga kemampuan untuk saling mengimbangi. Nilai filosofis dari perahu Sandeq ini juga menjadi tiang bagi masyarakat mandar dan sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Melalui filosofi-filosofi tersebut, dapat dilihat bahwa masyarakat Suku Mandar sangat menghargai nilai-nilai sosial, serta warisan dari para leluhur, dan yang terpenting yaitu mereka sangat menghargai Tuhan Yang Maha Esa. Mereka memiliki pendirian dan pegangan hidup yang teguh sehingga dapat menghadapi tantangan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan baik dan tidak meninggalkan kearifan lokalnya.Â
Perahu Sandeq bukanlah hanya sekedar perahu, melainkan suatu kearifan lokal yang personal. Jika melihat arsitektur dari perahu Sandeq  secara detail, setiap bagian dari perahu ini memiliki filosofi yang mendalam dibaliknya. Masyarakat Suku Mandar pun juga telah  membuktikan cara pelestarian yang mereka lakukan terhadap perahu Sandeq, mereka melestarikan kearifan lokal tersebut dengan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi tanpa meninggalkan warisan leluhurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H