Mohon tunggu...
Ken Hirai
Ken Hirai Mohon Tunggu... profesional -

JIKA DIAM SAAT AGAMAMU DIHINA, GANTILAH BAJUMU DENGAN KAIN KAFAN. JIKA "GHIRAH" TELAH HILANG DARI HATI GANTINYA HANYA KAIN KAFAN 3 LAPIS, SEBAB KEHILANGAN "GHIRAH" SAMA DENGAN MATI (-BUYA HAMKA-)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puncak Dendam Dhanapati Episode-2

30 Mei 2012   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Karena ajian ini hanya bisa dipelajari oleh orang-orang yang hatinya bersih, maka aku meyuruhmu bertapa di sendang purwarupa yang sudah aku beri mantra ajian penguat raga" lanjut kakek sakti. Kini Dhanapati telah siap menerima ajian tapak gelombang ini. Ajian ini memadukan kekuatan alam, hati dan pikiran. Ajian ini tidak bisa digunakan untuk menyerang. Tapi memiliki kekuatan serangan yang lebih dahsyat jika penyerang menggunakan kekuatan tenaga dalamnya. Ajian ini diolah dari gelombang tsunami.

=============************==============

Sementara itu di Trowulan, tepatnya di kedai gerabah mbah Wongso, pertemuan para pendekar kebajikan telah usai. Mereka sepakat untuk menyelamatkan  Kayan, prajurit Sunda Galuh Pakuan yang lolos dari pembantaian prajurit Wilwatikta di Bubat. Mereka pun telah berbagi tugas. Pendekar Padi Emas dan Pendekar Candu Rusuh akan mengantarkan Kayan ke Sunda Galuh Pakuan. Pendekar Wolu Likur dan mbakyu Tri bertugas sebagai telik sandi di Trowulan. Pendekar Misterius dan istrinya Nyai Daunilalang bertugas sebagai telik sandi diluar Trowulan. Putri Harum Hutan dan Kiran ditugaskan untuk mengamati aktivitas istana Wilwatikta dan gerak Pasukan Bhayangkara Biru. Pendekar Kidung Sakti dan Pendekar Harimau Hitam bertugas sebagai tim penyapu jejak dan mengawal Pendekar Padi Emas dan Pendekar Candu Rusuh.

Kini, Pendekar Padi Emas, Pendekar Candu Rusuh dan Kayan siap meninggalkan Trowulan. Mereka meninggalkan Trowulan dengan menggunakan kereta kuda milik Pendekar Padi emas yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil bumi. Untuk mengelabui penjaga di gerbang keluar, kereta kuda tersebut di1si gerabah yang dipenuhi jerami untuk menutupi tubuh Kayan. Meskipun gerbang keluar Wilwatikta di jaga sangat ketat, dengan ajian kidung pelelap milik pendekar Kidung Sakti mereka berhasil lolos dari penjagaan prajurit Wilwatikta. Ajian ini mampu menyirep para penjaga sehingga mereka tidak sadarkan diri dalam beberapa saat.

Meskipun telah lolos dari gerbang Trowulan, namun secara diam-diam mereka telah diikuti oleh seorang prajurit Bhayangkara Biru. Ketika pendekar Kidung Sakti menggunakan ajian kidung pelelap, prajurit Bhayangkara Biru ini memiliki ilmu kebal sirep, sehingga dia bisa merasakan aura ilmu sirep. Akhirnya, secara diam-diam dia mengikuti kereta kuda milik Pendekar Padi Emas.

B E R S A M B U N G...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun