Dikisahkan pada episode lalu, Dhanapati terpaksa meninggalkan padepokan Putri Harum Hutan untuk menjaga keselamatan Putri Harum Hutan dan Kiran. Dengan jurus halilintar menembus bumi tubuh Dhanapati dalam sekejap lenyap di telan gelapnya malam. Akibat memaksakan diri menggunakan jurus yang membutuhkan tenaga dalam tingkat tinggi tersebut, tubuh Dhanapati akhirnya terhempas di depan sebuah mulut gua di tengah hutan. Dia tidak sadarkan diri, hingga akhirnya datang seorang kakek sakti yang menolongnya.
"Hmmm...tubuh pemuda ini terkena pukulan ajian serat jiwa dan waringin sunsang sekaligus, tapi anehnya dia masih bisa bertahan?" gumam kakek sakti tersebut penuh keheranan.
"Aku harus segera mengobatinya sebelum semuanya jadi terlambat", kata kakek sakti tersebut dalam hatinya.
Kakek sakti tersebut akhirnya membawa tubuh Dhanapati yang masih pingsan ke dalam gua. Kemudia dia meletakkan di atas batu bulat datar yang terletak di tengah gua. Dengan segera dia mulai pengobatan dengan menggunakan tenaga dalamnya. Kakek sakti tersebut sedang menggunakan jurus andalannya matahari memeluk sukma untuk menyembuhkan luka-luka Dhanapati. Sesaat kemudian Dhanapati mulai sadarkan diri. Kini dia tidak lagi merasakan sakit ditubuhnya.
"Kisanak, siapa namamu dan hendak kemana?" tanya kakek sakti pada Dhanapati.
"Namaku Dhanapati, aku hendak mencari Begawan Hastoguno!" jawab Dhanapati.
"Lantas, mengapa kisanak mendapat pukulan ajian serat jiwa dan waringin sunsang, siapa yang menyerangmu?" tanya kakek sakti.
"Pasukan Bhayangkara Biru!" jawab Dhanapati sambil menahan amarah yang mendalam. Tubuhnya kembali terguncang pertanda dendam yang memuncak pada Pasukan Bhayangkara Biru.
Untuk memulihkan seluruh bekas lukanya, kakek sakti meminta Dhanapati untuk bertapa di sendang purwarupa yang telah diberi mantra ajian penguat raga. Ajian penguat raga selain untuk menyembuhkan luka juga digunakan untuk meredam nafsu amarah. Dendam amarah Dhanapati kepada Pasukan Bhayangkara Biru memang sedang memuncak. Untuk meredakannya, kakek sakti meminta Dhanapati bertapa di sendang purwarupa tersebut yang letaknya tepat di tengah-tengah gua.
Setelah luka-luka dan amarah ditubuh Dhanapati hilang, kakek sakti pun membangunkan Dhanapati dari pertapaannya. Tubuh Dhanapati tampak segar dan amarahnya pun sudah tidak nampak lagi.
"Kisanak, sebelum meninggalkan gua ini, aku ingin mengajarkan ajian tapak gelombang untuk melindungi dirimu" kata kakek sakti kepada Dhanapati.