Salah satu kekeliruan paling umum di kalangan orang awam bahwa feminis membenci laki-laki. Sebenarnya feminis hanya membenci laki-laki yang brengsek. Who doesn't hate douchebags, right? Feminis sangat berkomitmen dengan masalah KDRT, pemerkosaan, kekerasan seksual, dan objektifikasi seksual, seperti perempuan dianggap sempurna bila bisa melahirkan anak dan memiliki keharusan untuk melahirkan anak. Padahal, memiliki anak bukanlah kewajiban, namun pilihan. Feminis mengkaji permasalaham sosial dimana banyak ibu muda dengan mental yang belum cukup yang nantinya akan berimbas kepada kesehatan sang anak atau bila sudah cukup umur untuk memiliki anak namun finansial belum memadai maka akan mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa depan. Setiap perempuan berhak untuk menentukan pilihannya sendiri karena tubuh adalah otoritas pribadi, dan orang lain tak berhak untuk menentukan apa yang harus dilakukan perempuan mengenai tubuhnya selama ia masih mandiri.
Dengan pesatnya perkembangan ideologi Feminisme, semakin banyak aliran Feminisme yang muncul, seperti Liberal Feminism, Radical Feminism, Marxist and Social Feminism, Postmodern Feminism, Multicultural and Global Feminism, dan banyak lagi. Seperti ideologi pada umumnya, Feminisme juga memiliki kekurangan dan tidak lepas dari adanya kritik. Namun, bukan berarti kamu tidak boleh mengambil pelajaran dari ideologi tersebut. Banyak literatur feminisme yang bisa kamu temukan untuk mengkaji feminis lebih dalam dan lebih kritis lagi. Semoga kamu cukup bijak ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H