Mohon tunggu...
Kenaz SheehanRyvantya
Kenaz SheehanRyvantya Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Purnama di Tanah Gersang

24 November 2020   14:08 Diperbarui: 24 November 2020   15:21 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Black Silhouette of Soldier at Night oleh Oleg Zabielin

Di suatu malam yang kelam, Bayu terbaring dengan badannya yang sudah tidak bertenaga. Penglihatannya buram dan berkunang. Ia tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu. Saat ia melihat ke atas, terlihat sebuah siluet yang tidak asing baginya.

Siluet tersebut adalah bocah berkulit hitam dengan rambut keriting yang sedang mengarahkan sebuah senapan ke kepala bayu. Melihat hal tersebut, Bayu seketika mendapatkan ingatannya kembali.

Bayu merupakan seorang prajurit TNI AD. Saat itu tahun 2001, Bayu ditugaskan dengan Kontingen Pasukan Garuda di Sierra Leone yang saat itu sedang mengalami perang saudara. Ini merupakan pertama kalinya Bayu harus bertugas di luar negeri.

Sebelum ia berangkat bertugas, ia meminta restu dari kedua orangtuanya. Bayu adalah anak yang selalu patuh kepada kedua orangtuanya, ia tidak pernah membangkang dan selalu menuruti perkataan mereka. Saat pamit, Ayah Bayu berpesan kepadannya. 

"Ingat ya nak, jaga dirimu baik-baik, dan jangan lupa untuk beribadah,"

Saat bertugas, Bayu tidak lupa dengan perkataan ayahnya. Ia selalu beribadah dan tidak lupa kepada tuhan.

Di sebuah desa terpencil, para warga dikejutkan dengan kedatangan belasan truk yang berisi orang-orang yang mengenakan helm dan rompi biru. 

Sumber : https://news.detik.com/
Sumber : https://news.detik.com/

Terlihat jelas helm dan rompi yang bertulis dua huruf "UN" berwarna putih dengan besar. Bayu yang sedang berada di dalam salah satu truk tersebut melihat para waga desa yang menyambut mereka dengan bahagia dan antusias meskipun berada di bawah matahari yang terik di siang hari.

Setelah disambut oleh kepala desa, para tentara Pasukan Garuda mulai membagikan barang kebutuhan pokok kepada para warga desa. Mereka membagikan berbagai barang jenis mulai makanan dan air hingga pakaian dan peralatan masak.

Saat membagikan barang bantuan tersebut, Bayu melihat para warga yang tersenyum dengan bahagia. Ia sadar bahwa dengan membantu orang lain, ia dapat menyebarkan kebahagiaan kepada mereka dan juga kepada dirinya sendiri. Hal tersebutlah yang membuat tugas Bayu yang sangat berat terasa menjadi lebih ringan

Pada malam hari, para tentara Pasukan Garuda melakukan penjagaan malam. Bayu, yang saat itu sedang melakukan penjagaan melihat seorang bocah berkulit hitam yang memiliki rambut keriting. Rupanya ia sedang duduk di tanah dekat tempat penjagaannya. Ia terlihat sangat sedih. Bayu menghampirinya.

"Sedang apa di sini? Sekarang sudah malam, kamu bisa masuk angin,"

Bocah tersebut tidak bergerak, rupanya ia sedang menatap sebuah foto. Foto tersebut merupakan foto wanita bersama anaknya. Tidak lama, ia pun mulai menangis. Rupanya ibu dari bocah tersebut meninggal akibat konflik antara tentara dengan para pemberontak. Bayu akhirnya duduk bersama bocah tersebut.

Bocah berambut keriting itu melihat ke arah bayu dengan mata berkaca-kaca. Bayu mengeluarkan sebuah batang coklat yang ia dapatkan dari salah satu persedian makanan dari kantongnya, lalu ia memberikan coklat tersebut kepada bocah itu.

Ia memakan coklat tersebut. Tanpa disadari, mukanya yang tadinya bersedih berubah menjadi senyuman. Bayu kembali melanjutkan penjagaannya.
Para Pasukan Garuda lanjut memberikan bantuan kepada beberapa desa lainnya. Meskipun lelah, Bayu tetap melaksanakan tugasnya dengan ikhlas. Ia juga rindu dengan kedua orangtuanya dan tempat tinggalnya.

Suatu malam, di desa yang berbeda Bayu sedang berbincang dengan rekan sebayanya yang bernama Dul. Ia juga merupakan TNI seperti Bayu.

"Gimana Bay, rasanya tugas di luar negeri?"

"Ya gitu, capek dan gak kebiasa, tapi setidaknya kita dapet pengalaman baru, kalo menurut lo gimana?"

"Gimana ya? Gua sih kangen sama istri,"

"HAHAHA bisa ae lo,"

Tiada angin tiada hujan, tentara Pasukan Garuda dikejutkan oleh sergapan para pemberontak RUF. Para warga panik dan kebingungan dan tentara Pasukan Garuda kewalahan menghadapi serangan para pemberontak RUF. Di tengah semua kekacauan ini, Bayu terkena ledakan bom dan terlempar jauh dalam posisi terbaring.

Setelah mengingat kembali apa yang terjadi. Bayu mengenal bocah tersebut yang ia temui beberapa waktu silam. Rupanya, desanya telah di serang oleh para pemberontak RUF dan ia dijadikan tentara anak oleh para pemberontak.

Bayu berpikir bahwa ini merupakan hari terakhir ia menghembuskan napasnya. Ia kira bocah berambut keriting tersebut akan membunuhnya. Tetapi, ia tidak menarik pelatuknya. Melainkan ia menurunkan senapannya, seakan-akan membiarkannya untuk hidup. Akhirnya, Bayu kehilangan kesadarannya.

Esok pagi Bayu terbangun di dalam sebuah tenda. Ia dan beberapa warga desa berserta tentara lainnya selamat dari serangan para pemberontak. Ia sedang dirawat sebab lukanya bekas terkena ledakan bom. Selama dirawat, ia membayangkan apa yang terjadi jika ia tidak menghampiri bocah tersebut pada malam itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun