Saat membagikan barang bantuan tersebut, Bayu melihat para warga yang tersenyum dengan bahagia. Ia sadar bahwa dengan membantu orang lain, ia dapat menyebarkan kebahagiaan kepada mereka dan juga kepada dirinya sendiri. Hal tersebutlah yang membuat tugas Bayu yang sangat berat terasa menjadi lebih ringan
Pada malam hari, para tentara Pasukan Garuda melakukan penjagaan malam. Bayu, yang saat itu sedang melakukan penjagaan melihat seorang bocah berkulit hitam yang memiliki rambut keriting. Rupanya ia sedang duduk di tanah dekat tempat penjagaannya. Ia terlihat sangat sedih. Bayu menghampirinya.
"Sedang apa di sini? Sekarang sudah malam, kamu bisa masuk angin,"
Bocah tersebut tidak bergerak, rupanya ia sedang menatap sebuah foto. Foto tersebut merupakan foto wanita bersama anaknya. Tidak lama, ia pun mulai menangis. Rupanya ibu dari bocah tersebut meninggal akibat konflik antara tentara dengan para pemberontak. Bayu akhirnya duduk bersama bocah tersebut.
Bocah berambut keriting itu melihat ke arah bayu dengan mata berkaca-kaca. Bayu mengeluarkan sebuah batang coklat yang ia dapatkan dari salah satu persedian makanan dari kantongnya, lalu ia memberikan coklat tersebut kepada bocah itu.
Ia memakan coklat tersebut. Tanpa disadari, mukanya yang tadinya bersedih berubah menjadi senyuman. Bayu kembali melanjutkan penjagaannya.
Para Pasukan Garuda lanjut memberikan bantuan kepada beberapa desa lainnya. Meskipun lelah, Bayu tetap melaksanakan tugasnya dengan ikhlas. Ia juga rindu dengan kedua orangtuanya dan tempat tinggalnya.
Suatu malam, di desa yang berbeda Bayu sedang berbincang dengan rekan sebayanya yang bernama Dul. Ia juga merupakan TNI seperti Bayu.
"Gimana Bay, rasanya tugas di luar negeri?"
"Ya gitu, capek dan gak kebiasa, tapi setidaknya kita dapet pengalaman baru, kalo menurut lo gimana?"
"Gimana ya? Gua sih kangen sama istri,"
"HAHAHA bisa ae lo,"