Mohon tunggu...
Niken Ajeng Lestari
Niken Ajeng Lestari Mohon Tunggu... -

wanita cantik dengan jilbab indah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Keguguran dan Aku Tidak Menangis Untuk Itu

25 Juni 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 2715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu malam,

perutku sedikit sakit dan setetes darah keluar dari tubuhku. Kata orang itu karena kecapekan dan aku menyadari itu karena sejak kami menempati rumah baru, aku tidak bisa diam untuk selalu menata rumah kami agar selalu cantik.

Esok hari aku menjalani aktivitasku seperti biasa. Aku kerja dan pada hari itu aku dan rekan-rekan kerjaku berencana menjenguk istri rekan kerja kami yang baru saja operasi kanker. Di tengah jalan kami mampir untuk makan karena memang sudah waktunya makan siang. Seusai makan, sakit perutku muncul lagi dan aku fikir mungkin itu karena sambal yang aku makan.

Dalam perjalanan kembali ke kantor, rasa sakit perut itu makin hebat dan aku tidak bisa lagi jalan dengan normal. Segera saja aku telfon suamiku dan memintanya mengantarkan aku ke rumah sakit tempat dokter kandungan kami berada. Sesampai di rumah sakit, kursi roda sudah siap mengantarkan aku ke ruang praktek dokter karena aku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan dengan normal. Namun dokter belum datang dan aku harus menunggu di kasur tempat dokter biasa memeriksa aku. Sakitnya luar biasa hebatnya dan darah terus mengucur deras membasahi sprei kasur tersebut. Subhanallah...suamiku dengan sabar dan setia selalu berada di sampingku yang sedang kesakitan..

Astaghfirullah.... Aku menyadari aku benar-benar makhlukMu yang begitu lemah.

Beberapa saat dokter datang dan segera memeriksaku dengan sabar dan cepat. Dokter memutuskan aku harus di KURET saat itu juga. MasyaAllah...apa ini... Astaghfirullah..aku pasrah padaMu ya Allah. Kami telah berusaha dan berdoa, namun Engkaulah yang menetapkan segalanya. Dengan 1 suntikan bius total, aku tertidur dan dokter mulai mengkuretku yang terbujur lemas di meja opersi sore itu juga.

Entah berapa lama aku tertidur, saat bangun aku masih di ruang operasi namun operasi telah selesai. Rasa sakit itu hilang, digantikan rasa pusing akibat pengaruh obat bius. Dengan dibantu suamiku yang selalu ada di sampingku, aku ke kamar mandi dan membersihkan semua sisa darah yang ada di tubuhku. Aku tidak mau berlama2 di rumah sakit itu dan malam itu juga aku pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang, dengan membawa janin yang diberikan dokter kepadaku sesaat setelah aku sadar, aku tertidur dalam mobil. Hingga sesampainya di rumah, ingin langsung aku kuburkan janin itu tapi rasa pusing karena bius belum hilang yang menuntut tubuh ini untuk terlelap.

Saat pagi tiba, saat langit masih gelap,  aku pandangi janin yang telah dikeluarkan dari tubuhku. Segera aku bersihkan dan aku cari kain putih untuk membungkusnya. Kemudian dibantu suamiku, aku menguburkannya di pekarangan rumah kami dan kami mendoakannya.

4  bulan pernikahan kami,

acara yang kami rencanakan tetap berlangsung. Namun, doa untuk kesehatan kandungan dan kehamilanku berubah menjadi doa agar aku dan suami selalu tabah, sabar dan segera dianugerahi anak lagi. Subhanallah...terima kasih atas doa, dukungan dan kehadiran keluargaku yang luar biasa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun