” Makan apa kau, cepat nian besaknyo……….nah..sekarang aku nak lantik kau jadi Raja….kau baek2 merintah negara ini ya…”. Demikian Tukul menasehati Ken Arok dan segera mengambil sumpah jabatan.
Setelah acara pelantikan, buru2 Tukul meninggalkan ruang sidang menuju pulang kerumah untuk segera melapor kepada sang istri.
” Mam…. kau tau siapa yang kulantik ? Ken Arok..! Cepat sekali dia besarnya, sekarang sudah ABG…”
Ratu Langit diam saja mendengar penjelasan suaminya, tanganya terus bergoyang kesana kemari merajut renda untuk mengisi hari santainya.
Beberapa bulan berselang, lewat 100 hari, politik Singosari tidak kunjung tenang, Ken Arok yang memimpin negeri Singosari setiap hari harus menghadapi kritik dan rongrongan. Melihat keadaan tersebut, Tukul Kumis yang sudah cs dengan Ken Arok merasa prihatin.
" Apo dio lagi, pemilu lah lewat, idak ado lagi pemilihan wakil rajo, kalau nak jadi wakil rajo, tunggulah tahun 2014, jangan mak itu caronyo, kagek saro rakyat ini, aku idak galak ado pemazgulan " Kata Tukul Kumis menyikapi isu pemazgulan wakil raja singosari.
Sementara Ken Arok makin kebingungan mendapat sumbangan dari Partai Konco Singosari (PKS) yang katanya mengajak berkoalisi, sumbangan manusia yang sudah menjadi menkoinfo itu dapat menjadi masalah karena dapat dianggap gratifikasi, itu melanggar hukum singosari. Serba salah, mungkin itulah yang dihadapi oleh Ken Arok yang tampangnya menjadi semakin tua, sulit mengembalikan sumbangan dari PKS karena sudah dijadikan menkoinfo, diterima akan bikin pusing karena bisa dianggap menerima gratifikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H