Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus: Konsep Dasar, Faktor Penyebab, Dampak, dan Konsep Pendidikannya

28 Agustus 2019   23:17 Diperbarui: 24 Juni 2021   05:35 8578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus: Konsep Dasar, Faktor Penyebab, Dampak, dan Konsep Pendidikannya. | Ilustrasi: expatwoman.com

Dampak ini berkaitan dengan fisik anak, baik tampilan maupun koordinasinya. Anak seringkali akan kesulitan untuk mengontrol koordinasi gerak, jika terdapat kelainan pada anggota tubuhnya.

2. Dampak Psikologis

Dampak psikologis merupakan dampak yang berhubungan dengan keadaan mentalnya. Keadaan mental yang labil akibat kelainan, akan mengganggu proses kejiwaannya.

3. Dampak Sosiologis

Dampak ini timbul karena hubungan anak dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan yang ada pada anak berkebutuhan khusus seringkali memunculkan minder dan mental yang labil, sehingga anak tersebut kesulitan dalam berbaur atau bersosialisasi.

Baca juga: Kisahku bersama Rumah Asa Anak Berkebutuhan Khusus serta Wanita Termarjinalkan

Konsep Pendidikan Luar Biasa

Anak-anak berkebutuhan khusus tentunya akan membutuhkan tenaga khusus dalam dunia pendidikan. Menurut Hallahan dan Kauffman (1991), bentuk penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus  meliputi berbgaia pilihan:

  • Reguler Class Only (Kelas biasa dengan guru biasa)
  • Reguler Class with Consultation (Kelas biasa dengan konsultan guru PLB)
  • Itinerant Teacher (Kelas biasa dengan guru kunjung)
  • Resource Teacher (Guru sumber, yaitu kelas biasa dengan guru biasa, namun
  • dalam beberapa kesempatan anak berada di ruang sumber dengan guru sumber)
  • Pusat Diagnostik-Prescriptif
  • Hospital or Homebound Instruction (Pendidikan di rumah atau di rumah sakit,
  • yakni kondisi anak yang memungkinkan belum masuk ke sekolah biasa).
  • Self-contained Class (Kelas khusus di sekolah biasa bersama guru PLB)
  • Special Day School (Sekolah luar biasa tanpa asrama)
  • Residential School (Sekolah luar biasa berasrama)

Sementara itu, Samuel A. Kirk (1986) membuat gradasi layanan pendidikan segregrasi (Sekolah Luar Biasa, Sekolah Luar Biasa Berasrama, Kelas Jauh/Kelas Kunjung, dan SD Luar Biasa) dan layanan pendidikan terpadu/integrasi (Bentuk Kelas Biasa, Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus, dan Bentuk Kelas Khusus).

Referensi: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, 2007

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun