Seorang istri atau ibu rumah tangga nampaknya identik dengan tiga hal, yaitu dapur; kasur; dan sumur. Paradigma ini sudah tertanam jauh sejak dahulu kala. Bahkan setelah masa emansipasi wanita yang dikukuhkan oleh Ibu Kartini, nyatanya kepercayaan ini terus saja eksis sampai sekarang.
Di zaman yang sudah millennial ini, tak jarang para wanita rela melepas karirnya setelah menikah. Katanya, istri itu tugasnya dirumah, ngurus anak. Sedangkan yang mencari nafkah adalah suami. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak salah. Bagaimanapun, memang sudah menjadi kodrat wanita untuk menjadi seorang ibu. Itu berarti, sebagian besar waktunya memang harus didedikasikan sepenuhnya kepada buah hati.
Dalam kesehariannya mengasuh anak dan berkutat dalam segala pekerjaan rumah, seorang ibu rumah tangga bisa dikatakan sebagai profesi paling sibuk yang pernah ada. Diantara semua anggota keluarga, ibu rumah tangga diharuskan bangun lebih awal untuk menyiapkan segala sesuatu mulai dari masak air sampai menyiapkan sarapan untuk anak dan suami. Belum lagi ditambah dengan pekerjaan rumah lainnya seperti menyapu, cuci piring, cuci baju dan lain sebagainya.
Yang diatas tentu belum termasuk ibu yang mempunyai bayi. Mulai dari menyusui, menggendong, hingga bangun ditengah malam karena bayi menangis merupakan aktivitas sehari-hari seorang emak.
Waduh, bisa dibayangkan bukan betapa sibuk dan beratnya menjadi seorang ibu? Itulah mengapa pantang bagi kita untuk mendurhakai beliau yang sudah mencurahkan segala peluh, darah, dan materi semenjak kita belum berwujud sampai eksistensi kita sampai detik ini. Â Â
Diantara serangkaian keseharian seorang istri  yang merangkap ibu seperti saya gambarkan diatas, tidak menutup kemungkinan jika sang ibu lama-lama akan stress. Untuk itu, emak-emak pun juga perlu "me time". Ingat, ibu rumah tangga bukanlah robot pembantu. Ibu juga butuh istirahat dan asupan me time yang cukup, supaya tidak mengakibatkan hal-hal tidak diinginkan seperti dibawah ini.
Mudah stress dan cenderung menyimpan depresi
Setiap individu pasti mempunyai hobi dan keinginannya masing-masing. Bisa jadi sang ibu pengen hang out sama teman SMA, tapi nggak bisa karena setiap hari ada saja yang diurus. Pengen makan itu, tapi restorannya jauh sedangkan dirumah ia harus mengurus bayi sementara suaminya kerja. Pengen menjalani hobi seperti dulu sebelum menikah, tapi nggak sempet. Huh, jadi ibu memang susah ya.
Aktivitas monoton yang super sibuk membuat ibu tidak bisa menyalurkan apa yang menjadi keinginannya. Itulah mengapa, ibu rumah tangga terutama yang mempunyai anak lebih dari satu akan rentan mengidap stress.
Melampiaskan kemarahan pada anak
Stress yang sudah disimpan sejak sekian lama suatu saat pasti akan meledak. Meledaknya emosi karena depresi ini pun acapkali tak pandang bulu. Sang anak bisa saja jadi pelampiasan. Karena itulah muncul sifat ibu yang tempramen kepada anak, mudah emosi akan suatu hal yang sepele. Akibatnya, buah hati akhirnya selalu salah dimata sang ibu.
Sering bertengkar dengan suami
Selain melampiaskan amarah kepada anak, biasanya ibu yang tertekan lahir maupun batin akan menjadi sensitif dan sering cekcok dengan suami. Kasusnya sama, masalah kecil akhirnya dibesar-besarkan.Ibu cenderung melimpahkan kekhilafan pada sang suami. Mungkin karena saking capeknya mengurus anak dan rumah setiap hari ya. Fisik sudah lelah, pikiran jadi tidak jernih. Istilahnya, emosi jadi gampang terpycu.
Jadi kesimpulannya, ibu tetap memerlukan adanya me time. Silahkan ibu menyalurkan hobi dan keinginannya, dengan catatan tidak lalai dalam melaksanakan kewajiban mengurus rumah tangga. Suami juga tidak lupa harus berperan dalam menjaga psikologi sang istri supaya hal-hal yang tidak diinginkan, tidak terjadi dalam bahtera rumah tangga tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H