Mohon tunggu...
Kemil Albian
Kemil Albian Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Spiritual dengan Tasawuf

30 November 2023   14:02 Diperbarui: 30 November 2023   21:27 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Tasawuf

 Tasawuf dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tasawuf al-asilah dan tasawuf al-dakhilah. Tasawuf Al-Asilah adalah tasawuf asli yang merupakan bagian dari ajaran Islam, sedangkan tasawuf Al-Dakhilah adalah ajaran spiritual, tradisi atau budaya yang berasal dari luar Islam yang telah merasuk dan terserap ke dalam Islam sehingga tampak sebagai ajaran Islam. Berikut penjelasan kedua jenis tasawuf tersebut.

Sufisme atau tasawuf adalah gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam 

1. Tasawuf Al Ashilah

 Tasawuf Al Ashilah merupakan tasawuf yang masih asli atau murni (bagian dari ajaran islam dan belum terkontaminasi oleh ajaran luar selain islam). Yang termasuk bagian dari tasawuf al ashilah diantaranya tasawuf qur’ani, tasawuf sunni, tasawuf akhlaki, tasawuf amali, dan tasawuf salafi.  

a. Tasawuf Qur’ani 

Tasawuf Al-Quran atau Qurani, yaitu menjalankan amaliah tasawuf yang ajarannya bertumpu pada kegiatan, usaha dan ,membersihkan jiwa (tazkiyah al-nafs), dekat kepada Allah (taqarrub ilallah), dengan bersumber pada ajaran al-Quran. 2 dan akhlak muslim telah diatur dalamAlquran dan Hadis. Alquran merupakan kitab Allah yang di dalamnya terkandung pesan-pesan ajaran Islam; baik akidah , syariat, maupunakhlak. Ketigakomponen tersebut banyak tercermin dalam ayat-ayat Alquran dan perlu dipahamisecara kontekstual dan rohaniah. Selain itu, tasawuf melekat dengan unsur ajaranakhlak yang diajarkan dalam Alquran, dan menjadikan muslim lebih mengenalidan mencintai Tuhannya. Oleh sebab itu, dasar-dasar Alquran sebenarnya telah melandasi Tasawuf dengan sangat dalam

b. Tasawuf Sunni

Tasawuf sunni ialah tasawuf yang pengikut-pengikutnya memagari dengan al-qur’an dan sunni, serta mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka dengan keduanya berkembangnya tasawuf sunni ini tidak lepas dari aliran teologi ahli sunnah wal jama’ah (aswaja), karena keunggulan abu hasan al-asy’ari. Secara materil, yang membedakan tasawuf sunni dengan yang lain hanya dalam tingkatan maqamat menuju al-haq. 

c.Tasawuf Akhlaki 

Merupakan ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa, yang dilandasi pada penyesuaian sikap mental dan disiplin perilaku yang ketat untuk mencapai kebahagiaan yang optimal. Manusia harus terlebih dahulu mengenali keberadaannya dengan sifat-sifat ketuhanan melalui penyucian jiwa, dimulai dengan pembentukan kepribadian yang bermoral, utuh, dan mulia. Dalam tasawuf, hal ini disebut takhalli (mengosongkan sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji) dan tajalli (mengungkapkan cahaya tak kasat mata ke dalam hati dalam cahaya sehingga dapat menangkap cahaya Ilahi .

d. Tasawuf Amali 

Tasawuf Amali merupakan tasawuf yang menekankan pada aspek aksiomatik, manfaat dan kegunaan tasawuf dalam kehidupan Islam umat Islam. Jika keimanan adalah landasannya dan Syariat sebagai pilarnya, maka Amali Islam adalah energi yang memberikan pola pikir umat Islam untuk menjalani kehidupan yang bersih, indah, dan menawan. Kaidah yang dirumuskan dalam tasawuf Amali adalah “ilmu amaliah, sedekah ilmiah”. Oleh karena itu, tidak benar tasawuf mengabaikan ilmu pengetahuan. 

e.Tasawuf Salafi

Dapat diartikan sebagai aliran tasawuf yang berdasarkan pada ajaran doktrin agama (Quran dan Sunnah) dan apa yang diamalkan oleh generasi Salaf. Istilah salaf merupakan istilah yang menunjuk pada suatu babak sejarah yang mencakup banyak generasi sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in. Menurut Bachrun Rifa'i dan Hasan Mud'is (2010: 87), tasawuf Salafi merupakan aliran tasawuf yang sangat ketat membatasi ajarannya pada apa yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits

2. TASAWUF AL-DAKHILAH

 Tasawuf al-dakhilah adalah suatu ajaran spiritual, tradisi atau kebudayaan yang berasal dari luar Islam yang telah merasuk dan terserap ke dalam Islam hingga tampak sebagai ajaran Islam . Ajaran, tradisi atau budaya spiritual yang diperkenalkan dan diserap ke dalam Islam sangat beragam. Ada yang berasal dari tradisi filsafat Yunani, khususnya NeoPlatonisme, ada pula yang berasal dari tradisi budaya spiritual atau asketis Yahudi dan Kristen. Ada juga yang berasal dari ajaran, Majusi, Hindu atau Budha. Singkatnya, tradisi filsafat Yunani, tradisi asketis Yahudi dan Nasrani, serta ajaran agama Shamanik, Hindu, dan Budha terserap ke dalam Shamanisme.Tasawuf, sehingga terciptalah tasawuf hybrid yang memadukan ajaran Islam dengan ajaran, tradisi atau spiritual agama.

a.Itihad 

itihad secara bahasa berarti persatuan. Dalam tasawuf, itihad merupakan puncak pengalaman spiritual seorang sufi ketika ia mengalami fana, yaitu ia kehilangan rasa jati dirinya karena merasa baqa, yaitu ia tetap bersama Allah, setelah itu merasakan kesatuannya dengan Allah. Itihad yang dijalani Abu Yazid al-Busthami diperoleh melalui perjuangan yang panjang dan sulit (mujahadah) dengan menapaki maqamat (tangga spiritual) hingga melewati mahabah dan makrifat kemudian melewati fana dan baqa, itulah pintu-pintunya itihad. Dialah satu-satunya sufi yang menjalani itihad, dengan menyatu dengan Allah

b.Hulul 

Hulul Secara harfiah, istilah hulul berarti menempati, menjelma, atau inkarnasi Dalam tasawuf, hulul adalah pengalaman spiritual seorang sufi ketika demikan dekat dengan Allah 3 dan bersahabat, mengenal, dan dikenal Allah serta mencintai dan dicintai Allah . Kemudian Allah memilih sufi tersebut, menempati dirinya, dan menjelma pada pada diri sufi tersebut. Menurut al-Hallaj

c.Wahdat al-Wujud 

Wahdat al-wujud terdiri dari dua kata, yaitu wahdat dan al-wujud. Secara bahasa, wahdat berarti satu atau kesatuan, sedangkan al-wujud berarti wujud atau keberadaan. Jadi, wahdat al-wujud secara bahasa berarti kesatuan wu- jud. Wahdat al-wujud merupakan hasil renungan tasawuf filosofis Ibn 'Arabi tentang wujudulullah (wujud Allah) dalam hubungannya dengan wujud alam. Pada tataran hakikat, wujud alam itu tidak ada, tetapi yang ada hanya wujud Allah . Jadi, pada hakikatnya, wujud itu satu, yaitu wujud Allah. Alam tidak memiliki wujud. Hakikat alam itu adam, yakni ketiadaan, karena wujud alam tergantung kepada wujud Allah . Wujud alam dinamakan wujud relatif, wujud idafi, atau wujud nisbi, sedangkan wujud Allah adalah wujud mutlak atau wujud absolut.

Hakikat Ajaran Tasawuf Salafi Mazhab Sufi mendasarkan cara pandang tasawufnya pada ayat-ayat Alquran dan hadis yang lebih kontekstual. Aliran ini cenderung menolak segala bentuk takil, termasuk yang dianggap mutashabihat. Keberadaan ayat mutasyabihat sendiri telah dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran [3]: 7 adalah sebagai berikut: 

ھُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَیْكَ الْكِتٰبَ مِنْھُ اٰیٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ ھُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِھٰتٌۗ فَاَمَّا الَّذِیْنَ فِيْ قُلُوْبِھِمْ زَیْغٌ فَیَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَھَ مِنْھُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِیْلِھٖۚ وَمَا یَعْلَمُ تَأْوِیْلَھٓٗ اِلاَّ اللهُّٰ ۘ.وَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ یَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِھٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَاۚ وَمَا یَذَّكَّرُ اِلآَّ اُولُوا الاَْلْبَاب

Yang artinya: “ Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal”.

Akhkak Tasawuf

Dosen Pengampu: Hamidullah Mahmud Lc.,M.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun