Wahdat al-wujud terdiri dari dua kata, yaitu wahdat dan al-wujud. Secara bahasa, wahdat berarti satu atau kesatuan, sedangkan al-wujud berarti wujud atau keberadaan. Jadi, wahdat al-wujud secara bahasa berarti kesatuan wu- jud. Wahdat al-wujud merupakan hasil renungan tasawuf filosofis Ibn 'Arabi tentang wujudulullah (wujud Allah) dalam hubungannya dengan wujud alam. Pada tataran hakikat, wujud alam itu tidak ada, tetapi yang ada hanya wujud Allah . Jadi, pada hakikatnya, wujud itu satu, yaitu wujud Allah. Alam tidak memiliki wujud. Hakikat alam itu adam, yakni ketiadaan, karena wujud alam tergantung kepada wujud Allah . Wujud alam dinamakan wujud relatif, wujud idafi, atau wujud nisbi, sedangkan wujud Allah adalah wujud mutlak atau wujud absolut.
Hakikat Ajaran Tasawuf Salafi Mazhab Sufi mendasarkan cara pandang tasawufnya pada ayat-ayat Alquran dan hadis yang lebih kontekstual. Aliran ini cenderung menolak segala bentuk takil, termasuk yang dianggap mutashabihat. Keberadaan ayat mutasyabihat sendiri telah dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran [3]: 7 adalah sebagai berikut:
ھُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَیْكَ الْكِتٰبَ مِنْھُ اٰیٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ ھُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِھٰتٌۗ فَاَمَّا الَّذِیْنَ فِيْ قُلُوْبِھِمْ زَیْغٌ فَیَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَھَ مِنْھُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِیْلِھٖۚ وَمَا یَعْلَمُ تَأْوِیْلَھٓٗ اِلاَّ اللهُّٰ ۘ.وَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ یَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِھٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَاۚ وَمَا یَذَّكَّرُ اِلآَّ اُولُوا الاَْلْبَاب
Yang artinya: “ Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal”.
Akhkak Tasawuf
Dosen Pengampu: Hamidullah Mahmud Lc.,M.A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H