Mohon tunggu...
Kemenkastra Bem Polinema
Kemenkastra Bem Polinema Mohon Tunggu... Lainnya - Kementerian Kajian Strategis Bem Polinema

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, Maka hanya ada satu kata: lawan!!! - Wiji Thukul

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Implementasi Nilai-nilai Pasca Reformasi di Era Milenial

26 Oktober 2020   16:30 Diperbarui: 26 Oktober 2020   16:43 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reformasi tahun 1998 merupakan hasil perjuangan para pemuda serta seluruh rakyat Indonesia pada dua puluh dua tahun silam. Gerakan pemuda dan rakyat ini memberikan cahaya terang untuk Bangsa Indonesia, dimana demokrasi berhasil ditegakkan, hak asasi manusia berhasil disuarakan, serta kebebasan berhasil didapatkan dari suramnya masa Orde Baru tetapi yang menjadi persoalan saat ini adalah apakah generasi millennial dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang dapat dipetik setelah peristiwa reformasi 1998?

Nilai-nilai yang dapat dipetik setelah reformasi 1998

Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, tentu peristiwa reformasi 1998 banyak memberikan pelajaran berharga. Selain itu, setelah peristiwa reformasi 1998 tentu memiliki nilainilai yang dapat dipetik dalam kehidupan pada masa saat ini. Nilai-nilai ini diantaranya, yaitu :

a. Saling toleransi dan menghargai perbedaan

Isu rasial menjadi yang paling serius saat aksi kerusuhan Mei 1998. Tak sedikit rumah dan toko milik oleh orang Tionghoa menjadi sasaran penjarahan serta pembakaran massa yang beringas saat itu. Bahkan mereka menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan pada saat itu. Satu hal yang pasti yaitu mereka yang bertanah air, berbahasa dan berwarga negara Indonesia, apapun warna kulit dan agamanya, pasti memiliki hak yang sama di negara ini.

Salah satu hal yang menjadi sebuah pemicunya yaitu cara pandang terhadap sesama manusia. Nilai tinggi seorang manusia bukan dilihat dari warna kulit ataupun asal mereka. Namun dari nilai-nilai kebaikan yang ada dalam diri mereka. Kadangkala, untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik lagi, bukanlah dengan cara mengubah dunia itu sendiri. Melainkan dengan mengubah cara pandang, hati dan diri kita sendiri. 

b. Semangat demokrasi

Tujuan utama reformasi sejatinya adalah membentuk pemerintahan demokratis yang kuat, efektif serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Reformasi memberikan berbagai pengaruh penting terkait perubahan pemahaman dan kesadaraan politik masyarakat berupa menyebarnya ide tentang kesetaraan, kebebasan dalam berpendapat atau aspirasi menjadi ide utama dalam kehidupan bermasyarakat. 

Adanya perubahan politik di tingkat nasional terutama dalam tatanan kelembagaan politik, prosedur, sistem nilai, serta perubahan kebijakan pemerintah memunculkan harapan Indonesia menjadi lebih baik. Ide mengenai kebebasan berpendapat, keleluasaan beraktifitas politik yang menunjukkan kesamaan dan adanya transparansi dan kebebasan informasi memberikan harapan perbaikan ke depan.

c. Nilai semangat perubahan untuk kemajuan

Di tengah berbagai permasalahan negeri ini, kita perlu menjadi pemecah masalah, bukan menambah masalah. Tragedi Mei 1998 menjadi cerminan jika ekonomi merupakan permasalahan yang harus kita selesaikan bersama-sama. Kita tak bisa menggantungkan semuanya kepada pemerintah.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Selain itu, sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change hendaknya kita melakukan suatu inovasi-inovasi yang berkualitas dan memajukan bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi, politik, social, budaya dan bidang lainya. Tidak hanya itu, sebagai pelopor pergerakan hendaknya kita memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa. 

Patriotisme adalah sikap berani yang pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme, bisa juga diartikan suatu kebajikan fitrah manusia yang memiliki tempat di dalam moral kehidupan manusia. Jika sikap ini mampu kita kelola, maka akan menjadi senjata mental yang cukup kuat untuk mempertahankan negara. 

Nasionalisme, adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara, dengan mewujudkan satu konsep identitas dan kepentingan bersama. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme, harus lebih dititikberatkan pada generasi muda sebagai penerus peradaban bangsa ini. Karena, pemuda saat ini adalah cerminan bangsa di masa depan.

Kesimpulan

Sebagai generasi muda di era millennial ini mari kita menghargai usaha para pejuang reformasi 1998 dengan mengamalkan serta menjalankan nilai-nilai yang  dapat dipetik setelah peristiwa reformasi. Karena dengan kita mengimplementasikan nilai-nilai tersebut secara tidak langsung kita telah menjauhkan bangsa ini dari kerusuhan. 

Seperti sebuah kalimat yang pernah diungkapkan oleh Ir. Soekarno "Jangan sekali-kali melupakan sejarah" karena dengan mengingat sejarah merupakan salah satu faktor memperkuat persatuan Bangsa Indonesia dan yang terakhir ucapan terimakasih kepada seluruh pejuang reformasi yang telah berjuang mengorbankan hidupnya untuk Demokrasi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun