Mitos 1: Ada anggapan ukuran piksel (satuan titik) pada monitor-TV lebih besar ketimbang monitor komputer biasa.Â
Yang ingin penulis jelaskan, mungkin hal ini adalah salah kaprah. Memang gambar siaran TV analog pada umumnya tidak akan sehalus komputer---bahkan jika dibandingkan dengan siaran TV kabel, perangkat konsol game, video dari keping bluray (720px ke atas) disebabkan perbedaan sistem dan resolusi.Â
Sedangkan jika kita pernah menangkap siaran TV melalui kartu khusus yang ditancapkan pada slot mainboard, maka kita akan tahu jika resolusi gambar siaran TV analog pada umumnya relatif lebih kecil.Â
Seandainya gambar tangkapan TV-card tersebut diperbesar seukuran layar (mode full screen) maka akan terlihat menyerupai siaran TV melalui pesawat televisi umumnya. Jadi bukan disebabkan ukuran piksel monitor-TV lebih besar dari ukuran piksel monitor konvensional. Gambar monitor-TV dengan resolusi 1600 x 900 mungkin akan sama dengan monitor beresolusi 1600 x 900. Kecuali memang, secara tampilan gambar ukuran layar LCD/LED berukuran 16inci akan berbeda dengan layar LCD/LED berukuran 22inci meskipun mempunyai resolusi serupa yakni 1600 x 900.
Mitos 2: Monitor-TV hanya cocok untuk pandangan jarak jauh.
Banyak orang menganggap kecerahan (baca: tingkat terang) layar LCD/LED-TV sama dengan televisi CRT. Padahal dilihat dari sistemnya saja sudah berbeda. Gambar pada layar CRT itu sendiri adalah hasil dari tembakan elektron pada tabung vakum yang membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi ditambah pemanas dan lain-lain; sedangkan pembentukan gambar pada sistem LCD/LED ini adalah hasil dari pemlintiran cahaya.Â
Secara kecerahan, layar CRT memang cenderung lebih terang ketimbang LCD/LED. Jadi penggunaan LED-TV masih cenderung lebih nyaman untuk mata ketimbang penggunaan monitor CRT.
Pada masa lalu, sebuah monitor PC pun berbentuk tabung CRT juga. Banyak filter dijual khusus untuk layar CRT yang bertugas untuk mereduksi efek radiasi yang muncul dari proses pembentukan gambar tadi disebabkan peletakan monitor PC pada umumnya memang lebih dekat jaraknya ke mata ketimbang televisi; sedangkan filter pada LCD/LED lebih sedikit disebabkan radiasi yang lebih minim.Â
Banyak monitor LCD/LED mempunyai kontrol kecerahan dan warna yang baik (dapat ditambah-kurangi) meskipun secara umum standar warnanya masih kalah jika dibandingkan dengan CRT, kecuali LCD/LED dengan fitur retina display seperti perangkat komputer Apple, namun entah apakah fitur ini ada pada monitor lain secara lebih luas.Â
Biasanya, parameter yang digunakan untuk kedalaman warna pada monitor LCD/LED termasuk pada LCD/LED-TV adalah pada contrast ratio. Ukuran contrast ratio ini tidak dapat diubah, dan memang sangat berpengaruh terutama bagi mereka yang sensitif secara visual. Jika kita bergerak dibidang grafis/fotografi, maka membeli monitor LCD/LED dengan contrast ratio yang tinggi adalah salah satu keharusan; meski secara nyata semuanya MASIH PERLU DIUJI.
Seorang teknisi komputer yang pernah tinggal satu rumah kosan dengan penulis menyarankan supaya menaikkan saturasi pada sistem warna laptop kala penulis pernah mengeluhkan warna di layar laptop yang kurang cerah.Â
Padahal kenyataannya, contrast ratio-nya memang rendah. Jika slider saturasinya dinaikkan, maka batas bawah saturasi tadi akan tertarik naik dan warna-warna soft pun akan terimbas njomplang. Tentu hal ini berlaku pada LCD/LED desktop. Jadi untuk mereka yang berkutat di dunia grafis seharusnya memilih LCD/LED dengan contrast ratio tinggi; misalnya 1:2000 ke atas.
Pengalaman Penulis Memilih Monitor-TV
Hingga saat ini, penulis hanya pernah membeli serta menggunakan dua jenis LED-TV yang dapat difungsikan sebagai monitor PC. Yang terakhir beli malah dijual lebih dulu disebabkan pertimbangan tertentu: membutuhkan uang disamping secara tampilan visual kurang layak untuk dibuat berkomputer-ria di keseharian.Â