Tanggal ini adalah tanggal yang saya lihat pada deretan foto yang saya ambil di Stasiun Gubeng yang sedianya saya rencanakan untuk dipergunakan sebagai keikutsertaan Lomba 150 Tahun PT KAI.
Saat itu 11 Agustus 2017, seingat saya adalah masuk hari kerja; namun saya menukar hari kerja sekalian mengurus kartu NPWP ke gedung di Jalan Jagir Surabaya setelah diputuskan janji ketemuan tadi.
Saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan disebabkan salah prosedur pada gedung pajak tadi (karena diberitahu caranya untuk mendaftar via online saja), namun setelah itulah saat saya sempat menemuinya beberapa lama, berdua selama beberapa jam sebelum keretanya bertolak dari Surabaya. Letaknya adalah di sebuah kafe Soerabaja jika tidak salah.
Sambil mengetik-ngetik via netbooknya yang terlalu mungil bagi saya yang desainer grafis ini; tapi dengan itulah Mas Wahyu merasa nyaman melakukan apapun yang disukainya.
Seingat saya ditawari makan namun saya menolak meskipun ditraktir... karena hari panas, sudah makan sebelum berangkat, dan saya memilih minum susu coklat dingin saja. Jadi saya menemaninya makan sambil bercerita beberapa hal.
Saat itulah saya mengetahui sebagian kecil hidupnya: harus antri untuk operasi jantung dimana penyakit ini disebabkan oleh kebiasaannya merokok.
Lalu saya tanyakan juga mengapa Mas Wahyu dan Mbak Lin tidak lagi 'mejeng bareng' di Facebook padahal sebelumnya terlihat sangat harmonis di berbagai tempat untuk wefie, selain foto-fotonya tentang kiprahnya menangani sampah di Indonesia dan berbagai usahanya yang lain.
Dan jawabannya mengejutkan, keduanya proses perceraian dan perebutan anak. Rumit, karena hubungannya antar-negara. Saya diberi tahu dokumennya yang saat ini pun telah lupa detilnya.
Aduh. Saat itu kondisinya mungkin mirip dua sejoli yang bekerja pada satu atap dimana satu orang tidak lagi saling sapa dengan kerabat lainnya.
Saya terhubung dengan akun Mbak Lin 'Kamboja' Halimah, namun suatu waktu saya tak melihatnya aktif lagi pada akun tersebut sementara sebelumnya sering sharing foto baik sendiri dan bersama.
Hal ini sebenarnya adalah awal kecurigaan saya, dan karena tak ada status yang ditulis maka saya tak bisa lagi berkomentar. Entah bila Mbak Lin membuat akun baru.