Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Hari Pasar Rakyat Nasional Itu Perlu? Tentu Saja!

27 Januari 2017   14:58 Diperbarui: 27 Januari 2017   20:13 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut yang ramai pada jam-jam tertentu di kawasan Pondok Tjandra, Waru. sumber: maps.goole.com

Marketplace juga memiliki hal lainnya yakni pendanaan yang lebih besar bersistem modal ventura melalui promosi yang gencar di televisi serta web dan berbagai media offline semacam iklan banner pada spot-spot yang strategis. Di lain pihak, saat ini banyak pilihan smartphone yang dapat menjembatani kebutuhan pembeli secara lebih fleksibel dan tepat berdasarkan minat serta topik melalui algoritma khusus; baik pada saat browsing di berbagai situs, melalui media sosial yang dimiliki, maupun aplikasi yang disediakan pihak pengelola untuk bisa dipasang pada sistem smartphone tersebut. Jika saja PR mempunyai aplikasi sendiri tentu akan uendaang :p Tentu sifatnya hanya untuk promosi dan mengundang niat datang, reminder serta informasi, bukan malah jualan lewat situ.

Para penggiat toko online ini mempunyai ‘hari raya’ sendiri yang disebut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Sosialisasi Harbolnas yang masif sebelum dan pada hari-H tanggal 12 Desember (mengacu Wikipedia) pun turut memacu animo masyarakat untuk berpartisipasi karena di masa ini banyak penjual serta marketplace mengadakan diskon khusus. Jadi, penetapan Haparnas diharapkan bisa menciptakan agenda baru terkait jual-beli di PR.


3. Bersaing dengan Pasar Kaget

Pasar Kaget (disebut juga sebagai Pasar Krempyeng di Jawa) menurut penulis merupakan kompetitor langsung dari PR dalam hal berbelanja offline untuk kisaran kebutuhan sehari-hari. Disebut demikian karena kita tak akan mendapati keberadaan Pasar Kaget itu di atas jam 10 pagi selain ‘jejak’-nya. Pada Pasar Kaget ini penjual tak harus membeli/menyewa stan dari pengelola pasar (dan tak dibawahi oleh Dinas Pasar dari Pemda) meski penjual masih dipungut ‘ongkos kebersihan’ oleh RT/RW setempat. Pada wilayah kota yang padat pemukiman, fenomena Pasar Kaget ini cukup menjanjikan bagi warga sekaligus pedagangnya. Keuntungan bagi penjual adalah tak perlu pusing menghadapi aturan baku seperti pelapak PR, sementara pembeli beroleh keuntungan tak perlu datang jauh ke lokasi PR kelolaan Dinas Pasar.

Di perumahan daerah Tropodo yang lebih ramai dari perumahan lain sekecamatan Waru—Sidoarjo, kita dapat menjumpai Pasar Kaget besar dengan puluhan penjual dan ratusan pembeli tiap harinya. Bahkan banyak pembeli datang dari kawasan lain karena di Pasar Kaget ‘Progo’ (begitu biasa disebut, karena memang berawal dari satu gang jalan ini lebih dari satu setengah dasawarsa lalu oleh satu penjual ikan dan beberapa penjual sayur keliling) memiliki lebih banyak penjual dengan pilihan barang yang lumayan banyak dibandingkan Pasar Kaget lain dari kawasan sekitarnya, mengacu testimoni dua ibu rumah tangga di Kompasiana: Mbak Avy dan Tante Ay Mahening. Pedagang di Pasar Kaget ini pun dari yang tadinya hanya penjual sayur bersepeda atau bermotor keliling sederhana menjadi lebih kompleks dimana penjual dengan modal lebih besar (menggunakan pickup atau modifikasi mobil penumpang) pun turut mengambil bagian.

Tak pelak, dengan banyaknya penjual dan pembeli di area Pasar Kaget ini memiliki andil lain yakni berkurangnya aktivitas secara drastis di PR Wadungasri yang kira-kira berjarak 1,5 km dari sana sesuai pantauan penulis. Mungkin hal ini agak ‘sedikit’ merugikan mereka yang telah membeli stan. Dari sini saja sedikitnya Pemda kehilangan potensi pendapatan dari segi sewa, pajak atau parkir. Hingga saat ini, setidaknya penulis mendapati keberadaan beberapa Pasar Kaget pada beberapa wilayah terpisah.

'Pasar progo', salah satu Pasar Kaget di Sidoarjo. dok. pribadi
'Pasar progo', salah satu Pasar Kaget di Sidoarjo. dok. pribadi
Salah satu sudut Pasar Kaget 'Progo'. Dok pribadi
Salah satu sudut Pasar Kaget 'Progo'. Dok pribadi
Salah satu sudut lapak pedagang di Pasar Progo. dok pribadi
Salah satu sudut lapak pedagang di Pasar Progo. dok pribadi
Denah 'Pasar Progo' dan jaraknya dari Pasar Rakyat Wadungasri Baru, hasil olahan dari Google Maps. Warna ungu menunjukkan lokasi pedagang yang semakin berkembang, Biru menunjukkan lokasi parkir, Hijau merupakan titik cikal bakal pasar.
Denah 'Pasar Progo' dan jaraknya dari Pasar Rakyat Wadungasri Baru, hasil olahan dari Google Maps. Warna ungu menunjukkan lokasi pedagang yang semakin berkembang, Biru menunjukkan lokasi parkir, Hijau merupakan titik cikal bakal pasar.
Pasar Kaget 'Progo', seperti yang tertera pada Google Maps ini mempunyai posisi dan nomor ponsel, tetapi tidak aktif waktu saya mencoba hubungi via telepon dan SMS. sumber: maps.google.com
Pasar Kaget 'Progo', seperti yang tertera pada Google Maps ini mempunyai posisi dan nomor ponsel, tetapi tidak aktif waktu saya mencoba hubungi via telepon dan SMS. sumber: maps.google.com
Pasar progo saat jam 10 pagi, mengacu Google maps. sumber: maps.google.com
Pasar progo saat jam 10 pagi, mengacu Google maps. sumber: maps.google.com
Pasar Kaget di Kel Sawotratap, jl Hayamwuruk-Sawotratap. Sumber: maps.google.com
Pasar Kaget di Kel Sawotratap, jl Hayamwuruk-Sawotratap. Sumber: maps.google.com
Area Pasar Kaget dekat Lap. Kodam-daerah Gunung Sari, Surabaya.
Area Pasar Kaget dekat Lap. Kodam-daerah Gunung Sari, Surabaya.
Kawasan Pasar Kaget di daerah Deltasari, Waru-Sidoarjo.
Kawasan Pasar Kaget di daerah Deltasari, Waru-Sidoarjo.
Salah satu sudut yang ramai pada jam-jam tertentu di kawasan Pondok Tjandra, Waru. sumber: maps.goole.com
Salah satu sudut yang ramai pada jam-jam tertentu di kawasan Pondok Tjandra, Waru. sumber: maps.goole.com


4. Memperkenalkan dan Pengingat adanya PR dengan SNI

Tak banyak anggota masyarakat yang tahu bahwa PR juga mempunyai standar yang berlaku secara nasional seperti halnya produk industri. Semua revitalisasi dan pembangunan baru PR di Indonesia diharapkan akan mencapai visi dan misi pasar yang ber-SNI ini yang dilakukan secara bertahap. Dengan standar yang jelas maka diharapkan PR tersebut menjadi lebih nyaman dan menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Tentunya langkah sosialisasi akan penerapan SNI pada PR secara kesinambungan bisa dilakukan lewat Haparnas ini. Masyarakat akan sadar bahwa PR dewasa ini telah bertransformasi menjadi modern tanpa meninggalkan kesan keramahannya.

SNI 8152:2015 yang merupakan Standar Nasional untuk Pasar Rakyat. sumber: laman FB YLKI
SNI 8152:2015 yang merupakan Standar Nasional untuk Pasar Rakyat. sumber: laman FB YLKI
Pasar Oro-Oro Dowo, sebuah proyek percontohan Pasar ber-SNI di Indonesia. sumber: commons.wikimedia.org
Pasar Oro-Oro Dowo, sebuah proyek percontohan Pasar ber-SNI di Indonesia. sumber: commons.wikimedia.org


5. Meningkatkan kegairahan berkunjung ke PR

Demi menjalankan berbagai fungsinya seperti yang telah dijabarkan pada awal tulisan ini dengan optimal, maka masyarakat umum perlu disuntik semangatnya untuk mengunjungi PR hingga berinteraksi serta diharapkan bertransaksi demi menghidupkan keberadaan PR tersebut.

Penetapan Haparnas yang dirasa mendesak ini diharapkan bisa menjadi penggerak; semua pihak secara langsung dan tidak langsung terkait dengan PR pun dapat bersinergi untuk kebangkitan dan kehidupan PR yang semakin modern secara fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun