Marketplace juga memiliki hal lainnya yakni pendanaan yang lebih besar bersistem modal ventura melalui promosi yang gencar di televisi serta web dan berbagai media offline semacam iklan banner pada spot-spot yang strategis. Di lain pihak, saat ini banyak pilihan smartphone yang dapat menjembatani kebutuhan pembeli secara lebih fleksibel dan tepat berdasarkan minat serta topik melalui algoritma khusus; baik pada saat browsing di berbagai situs, melalui media sosial yang dimiliki, maupun aplikasi yang disediakan pihak pengelola untuk bisa dipasang pada sistem smartphone tersebut. Jika saja PR mempunyai aplikasi sendiri tentu akan uendaang :p Tentu sifatnya hanya untuk promosi dan mengundang niat datang, reminder serta informasi, bukan malah jualan lewat situ.
Para penggiat toko online ini mempunyai ‘hari raya’ sendiri yang disebut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Sosialisasi Harbolnas yang masif sebelum dan pada hari-H tanggal 12 Desember (mengacu Wikipedia) pun turut memacu animo masyarakat untuk berpartisipasi karena di masa ini banyak penjual serta marketplace mengadakan diskon khusus. Jadi, penetapan Haparnas diharapkan bisa menciptakan agenda baru terkait jual-beli di PR.
3. Bersaing dengan Pasar Kaget
Pasar Kaget (disebut juga sebagai Pasar Krempyeng di Jawa) menurut penulis merupakan kompetitor langsung dari PR dalam hal berbelanja offline untuk kisaran kebutuhan sehari-hari. Disebut demikian karena kita tak akan mendapati keberadaan Pasar Kaget itu di atas jam 10 pagi selain ‘jejak’-nya. Pada Pasar Kaget ini penjual tak harus membeli/menyewa stan dari pengelola pasar (dan tak dibawahi oleh Dinas Pasar dari Pemda) meski penjual masih dipungut ‘ongkos kebersihan’ oleh RT/RW setempat. Pada wilayah kota yang padat pemukiman, fenomena Pasar Kaget ini cukup menjanjikan bagi warga sekaligus pedagangnya. Keuntungan bagi penjual adalah tak perlu pusing menghadapi aturan baku seperti pelapak PR, sementara pembeli beroleh keuntungan tak perlu datang jauh ke lokasi PR kelolaan Dinas Pasar.
Di perumahan daerah Tropodo yang lebih ramai dari perumahan lain sekecamatan Waru—Sidoarjo, kita dapat menjumpai Pasar Kaget besar dengan puluhan penjual dan ratusan pembeli tiap harinya. Bahkan banyak pembeli datang dari kawasan lain karena di Pasar Kaget ‘Progo’ (begitu biasa disebut, karena memang berawal dari satu gang jalan ini lebih dari satu setengah dasawarsa lalu oleh satu penjual ikan dan beberapa penjual sayur keliling) memiliki lebih banyak penjual dengan pilihan barang yang lumayan banyak dibandingkan Pasar Kaget lain dari kawasan sekitarnya, mengacu testimoni dua ibu rumah tangga di Kompasiana: Mbak Avy dan Tante Ay Mahening. Pedagang di Pasar Kaget ini pun dari yang tadinya hanya penjual sayur bersepeda atau bermotor keliling sederhana menjadi lebih kompleks dimana penjual dengan modal lebih besar (menggunakan pickup atau modifikasi mobil penumpang) pun turut mengambil bagian.
Tak pelak, dengan banyaknya penjual dan pembeli di area Pasar Kaget ini memiliki andil lain yakni berkurangnya aktivitas secara drastis di PR Wadungasri yang kira-kira berjarak 1,5 km dari sana sesuai pantauan penulis. Mungkin hal ini agak ‘sedikit’ merugikan mereka yang telah membeli stan. Dari sini saja sedikitnya Pemda kehilangan potensi pendapatan dari segi sewa, pajak atau parkir. Hingga saat ini, setidaknya penulis mendapati keberadaan beberapa Pasar Kaget pada beberapa wilayah terpisah.
4. Memperkenalkan dan Pengingat adanya PR dengan SNI
Tak banyak anggota masyarakat yang tahu bahwa PR juga mempunyai standar yang berlaku secara nasional seperti halnya produk industri. Semua revitalisasi dan pembangunan baru PR di Indonesia diharapkan akan mencapai visi dan misi pasar yang ber-SNI ini yang dilakukan secara bertahap. Dengan standar yang jelas maka diharapkan PR tersebut menjadi lebih nyaman dan menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Tentunya langkah sosialisasi akan penerapan SNI pada PR secara kesinambungan bisa dilakukan lewat Haparnas ini. Masyarakat akan sadar bahwa PR dewasa ini telah bertransformasi menjadi modern tanpa meninggalkan kesan keramahannya.
5. Meningkatkan kegairahan berkunjung ke PR
Demi menjalankan berbagai fungsinya seperti yang telah dijabarkan pada awal tulisan ini dengan optimal, maka masyarakat umum perlu disuntik semangatnya untuk mengunjungi PR hingga berinteraksi serta diharapkan bertransaksi demi menghidupkan keberadaan PR tersebut.
Penetapan Haparnas yang dirasa mendesak ini diharapkan bisa menjadi penggerak; semua pihak secara langsung dan tidak langsung terkait dengan PR pun dapat bersinergi untuk kebangkitan dan kehidupan PR yang semakin modern secara fisik.