Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengapa Dia Meninggalkanmu

17 Oktober 2013   12:14 Diperbarui: 31 Juli 2021   18:27 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay/Frantisek_Krejci

***Kepada Boy 

Yang lama masih berhembus pada yang baru, walau embun telah menyegarkan kepala bahwa ada yang mengatur segalanya. Karena sayap-sayap di sekitar kita. Karena pembopong pasti mengenali rasa malu yang belum berlalu. Terlebih: keinginan mendekap surganya. Karena kawinan darahlah jika itu jua adalah penghalang. Dan surga kilang dimana anak-pinak bertengger dalam pinangan sejarah. 

Sejarah kita. 

Dan kau masih menatapnya tak percaya andai kantongmu tiada. 

Tak pelak, terdengar sang naga bertumbangan satu-satu masa itu. Perceraian kepala suku dengan moyangnya. Perpisahan kekasih dengan belahannya. Kakek nenek dengan cucunya. Penari jaipong yang berlari-lari hari demi hari. Ketika atmosfer semakin gerah, ranah kalbu ditekan untuk diperah. 

Ketika kau melihatnya bercumbu, nyata itu. Karena duka kau tak bisa bersama. Dan lukamu yang mungkin jua menggoresnya, mungkin memang berasal dari kubangan rejeki yang masih kaucari dengan nafas tersengal-sengal. 

Hanya kepadanya, yang sekarang dia peluk tiap pulang jam empat: karena semua mempersoalkan harga dan gizi pada isi sebuah piring; Termasuk sapi yang mulai memahami mengapa kehabisan tenaga membajak lahan lama-lama. Pun tak dapat keping, kamu pun pusing 

"Lingkaran tak sampai," jika begitu ucapmu
Dan cinta kita bertemu di surga, yang entah ada. 

/2009 

Satu dari sekian judul yang terposting ke FB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun