“Bisa kau lakukan pelan-pelan?”
“KAU INI BANYAK MINTANYA!!! Oke, akan aku lakukan!!”
Perlita hanya mengangguk di mulai berdiri berhadapan dengan Aubrey, perlahan tangan Aubrey mulai menjamah rambut belakang Perlita, detakan jantung yang berdetak cepat seirama, dalam satu melodi, mendentangkan perasaan. Perlahan tangan Aubrey menyentuh punggung Perlita,
“Aku memang pernah berpegangan tangan, tapi ini pertama kalinya orang menyentuh tubuhku…” Aubrey mulai merangkulkan tangannya ke punggung Perlita, mendekap erat Perlita seolah merasakan kesedihan yang diderita oleh Perlita, ketakutan, kesendirian. Aubrey mulai merasakan sesuatu getaran, yang membuatnya takjub. Namun ia masih tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Pelita hingga ingin melakukan ini semua.
“Aku ingin tahu, jika debaran hatiku sama cepatnya denganmu, seperti kehangatan ditanganku saat kau genggam…”
Aubrey terhentak, ia terdiam, merasakan kehangatan yang ada ditubuh Perlita, tak seperti kemarin, bila saat lalu tangan Perlita begitu dingin, berbeda dengan saat ini, tubuhnya sangat hangat.
“Deg, deg, deg….” Debaran hati mereka saling bersamaan, dan ahirnya menjadi satu,
“Aku ingin tau lebih banyak tentangnya…”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H