“Huufff…. Ahirnya selesai juga, ini pasti karena Aubrey, dia benar-benar jahat! Bagaimana mungkin memanfaatkan orang yang mencintainya untuk melakukan hal bodoh ini?” Ucap Perlita dalam hati.
“PERLITA!!! KAU TIDAK APA-APA?” Tanya Devin tiba-tiba saja datang.
“Lhoo, kok, kamu disini?”
“AKU MENGHAWATIRKANMU BODOH!!!”
“Oh! Hahaha, tau darimana?”
“Tau, aja, kau tidak apa-apa? Kamu dikeroyok?”
“Enggak apa-apa kok Dev, aku bisa mengatasinya, tapi jujur aku iri dengan mereka rela melakukan apapun demi orang yang mereka cintai, meski mereka tidak mau melakukan itu.” Perlita segera melangkah kembali, “Oya, kamu masuk kedalam kelas saja dulu, masih ada urusan yang mau aku selsein sekarang.”
“Ah? Tapi? Aku ikut, ya!”
“Jangan, kamu masuk aja dulu, bilang ke gurunya, aku ke UKS sebentar…”
“Perl…” Devin terdiam, ia begitu menghawatirkan Perlita.
Perlita segera melangkah ia tahu siapa yang harus ia cari saat ini Aubret dalang dari semua kericuhan di pagi senja. Belum lagi tasnya hilang karena diambil salah satu dari geng Cubies, ini semua pasti karena perintah Audrey juga untuk mengambil copian catatan. Tapi Perlita sudah mengetahui catatan itu sudah tersimpan di kamar Perlita, untuk berjaga-jaga, pengalaman saat penggeledahan tas sudah member pelajaran bagi Perlita, belum lagi ia memang harus terus membaca isi catatan tersebut, untuk mengetahui data-data tentang Aubrey. Perlita menatap sebuah gudang kosong yang biasanya terkunci, ia tahu disana ada Aubrey.