BAB 6
Suharsono (1998) melakukan penelitian untuk mengembangkan model prediksi muatan sedimen tersuspensi menggunakan data penginderaan jauh dan data hujan. Hasilnya adalah 11 model yang cukup akurat, dengan tingkat keakuratan antara 72,57% hingga 90,65%. Hazarika dan Honda (2001) mengestimasi laju erosi tanah di DAS Mae Ao, Thailand Utara menggunakan citra Landsat-TM dan SIG. Estimasi laju erosi turun dari 1,24 mm/tahun menjadi 0,91 mm/tahun selama 4 tahun, karena perubahan pola pertanian dan kegiatan konservasi. Namun, laju erosi masih dianggap tinggi. Darmawan (2005) mengembangkan model pemetaan erosi di Kalimantan Timur menggunakan data satelit Landsat-TM dan DEM. Modelnya mempertimbangkan faktor tanah terbuka, topografi, dan jenis penutup lahan untuk mengidentifikasi daerah yang rentan terhadap erosi.
 BAB 7
Bab ini membahas pemodelan erosi berbasis raster di DAS Merawu, Jawa Tengah. Model-model seperti USLE dan erosi model Honda memiliki batasan karena dikembangkan di lokasi yang berbeda. Deskripsi DAS Merawu meliputi lokasi, luas, geologi, topografi, curah hujan, jenis tanah, dan penutupan lahan. Data, perangkat keras dan lunak, serta tahapan penelitian juga disajikan. Hasil analisis erosi model USLE dan model Honda juga dibahas, dengan rata-rata erosi sebesar 10,41 mm/tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H