Mohon tunggu...
Kemas A R Panji
Kemas A R Panji Mohon Tunggu... Sejarawan - Saya adalah pribadi yang biasa dipanggil Kemas Ari oleh sahabat dan teman kerja, menyukai bidang sejarah, budaya, dan Sastra, khususnya

Peminat Sejarah, Budaya dan Sastra, serta Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Ini Milad Kesultanan Palembang Darussalam Digelar

3 Maret 2020   14:09 Diperbarui: 3 Maret 2020   17:32 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YM. SMB IV Jaya Wikrama foto bersama di acara Pembukaan Milad KPD ke-354 di Istana Adat dihadiri oleh Para Pengurus FORWIDA SUMSEL dan Tamu Undangan Lainnya (Minggu 1/3/20) | dokpri

 Masih sebagai sumbang saran saya ingin menyampaikan bahwa ada perbedaan penggunaan istilah dalam sebuah perayaan "MILAD dan HAUL" Milad biasa digunakan untuk peringatan Hari Ulang Tahun, sedangkan Haul adalah perayaan untuk memperingati hari wafatnya seorang Tokoh" jadi menurut hemat saya bahwa peringatan ini sudah tepat dan layak untuk dilaksanakan. Mengenai Siapa yang berhak Menyelenggarakan Kegiatan Milad KPD? Menurut saya seluruh elemen (pemerintah, Organisasi/lembaga, dan Masyarakat) sangat di perbolehkan untuk Marayakan, baik secara madiri ataupun bersama-sama.

dokpri
dokpri
Menurut Vebri Al Lintani dalam Tulisannya di akun Facebooknya mengucapkan Selamat memperingati Hari Jadi Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) ke-354, dan peringatan ke-17 Kebangkitannya KPD (3 Maret 1666 - 2020).

Berikut kutipan tulisan Bung Vebri yang menyatakan bahwa pada tanggal 22 Agustus 1658, seorang Belanda bernama Ockersz, ditujah dengan keris di kapal De Wachter yang akan bongkar sauh. 42 orang Belanda lainnya dibunuh, 28 ditawan, 3 diantaranya kemudian mati, dan 24 lagi melarikan diri ke Jambi." Peristiwa tragis ni membuat Belanda menyiapkan pasukan lebih kuat untuk menyerang Palembang.

Setahun kemudian di 1659 Istana Palembang diserang dengan kekuatan yang lebih hebat dan dapat dikuasai. Kuto Gawang dibumihanguskan oleh Belanda. Rajanya Sido Ing Rejek mengasingkan diri Sako Tigo Indralaya. Tapuk Pimpinan diserahkan kepada Adiknya Ki Mas Endi (pangeran Abdurrahim) dan diizinkan untuk memakai gelar sang Kakak Sultan Abdurrahman).

Berbagai konflik Palembang dengan Belanda dan Jambi begitu menguras tenaga dan diatasi sendiri oleh Palembang tanpa kehadiran Mataram yang mengklaim sebagai vazaal atau pelindung kerajaan palembang. Oleh karena itu, Ki Mas Endi, kemudian mendirikan Kesultanan Palembang Darussalam yang berdaulat dan mandiri, lepas dari pengaruh Mataram (Jawa) pada 3 Maret 1666. Lepasnya Palembang dari Jawa bukan hanya dari sisi politik namun juga pada orientasi kebudayaan yang menerapkan konsrp kebudayaan Melayu Islam.

Maka, akan sangat baik jika Pemeintah Kota Palembang ikut juga memeringati hari jadi KPD ini selain hari jadi yang berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, 17 Juni 683 M (seharusnya 16 Juni 682 M). Tak dapat dipungkiri, KPD telah meninggalkan warisan budaga yang nyata dan dinikmati oleh Pemkot. Kawasan bangunan di sekitar Benteng Kuto Besak, Kantor Ledeng, Rumah Siput (Museum SMB II), Masjid Agung dan kawasan Kampung Sekanak adalah kawasan pusat kekuasaan KPD yang sekarang digunakan oleh Pemkot Palembang dan Kodam II secara cuma-cuma. (ARI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun