Mohon tunggu...
indra saputra
indra saputra Mohon Tunggu... Musisi - Social Media Enthusiast

Orang yang senang menulis, dan senang dengan dunia Media Sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketua DPR Perempuan Pertama, Bagaimana Nasib Feminis?

3 Oktober 2019   11:25 Diperbarui: 3 Oktober 2019   11:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Journal of Government and Civil Society dikatakan feminisme sebagai ruh gerakan wanita merupakan kesadaran atas penindasan dan pemerasan kaum wanita yang berlangsung dalam satu sistem sosial, baik di tempat kerja ataupun dalam keluarga, hal itu juga diikuti oleh tindakan sadar dari wanita maupun lelaki untuk merubah keadaan tersebut.

Menurut definisi ini, seorang feminis mampu mengenali diskriminasi atas dasar jenis kelamin, dominasi lelaki, serta system patriarki dan melakukan sesuatu tindakan untuk menentangnya.

Seorang aktivis feminisme Nawal El Saadawi, mengatakan, perempuan harus terbebaskan dari sistem patriarki dan mulai mengubahnya serta berusaha mengangkat harkat dan martabatnya dengan mengusung gagasan perubahan dan modernisasi.

Menurutnya, perempuaan harus kuat dimulai dari pribadi. Perempuaan harus bisa terbebaskan dan berani membuka selubung pikiran. Selubung tersebut yaitu kesadaran palsu, kesan-kesan minor, dan sikap lemah yang dilekatkan pada perempuan. 

Dengan hal itu akan muncul kesadaran baru yang menyadari sejatinya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Kesadaran tersebut menurutnya akan menjadi menjadi suatu kekuatan politik yang memiliki otoritas dalam mengambil keputusan yang besar.

Sementara itu salah satu tokoh teosofi muslim, Ibnu Arabi, memandang berbeda terkait feminisme. Pandangannya dipandang humanis dalam mendedah perempuan. Menurutnya perempuan kemuliaan perempuan tidak sekadar dimuliakan. Kemuliaan yang ada pada perempuan merupakan kodrat sebagai pantulan kasih sayang Tuhan yang bersifat universal. 

Perempuan memiliki status yang tinggi di hadapan Tuhan. Pada diri perempuan melekat pengejawantahan Tuhan sebagai Yang Mahakasih. Sifat Rahim pada perempuan merupakan bentuk kerahiman Tuhan. Menurutnya, pengejawantahan sifat Tuhan itu pada perempuan merupakan terjadi paling sempurna.

Seorang laki-laki bahkan, diistimewakan dalam hukum agama, tetapi pada diri perempuan kualitas-kualitas spiritual sejati ditampakan. Bahkan, para teosof memandang relasi gender sebagai suatu hal yang kodrati. Karena kualitas-kualitas feminin dan maskulin merupakan perwujudan kasih sayang Tuhan dalam kehidupan. Karena itu, Tuhan di dalam dirinya terdapat sifat-sifat feminin dan maskulin sekaligus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun