Dalam Journal of Government and Civil Society dikatakan feminisme sebagai ruh gerakan wanita merupakan kesadaran atas penindasan dan pemerasan kaum wanita yang berlangsung dalam satu sistem sosial, baik di tempat kerja ataupun dalam keluarga, hal itu juga diikuti oleh tindakan sadar dari wanita maupun lelaki untuk merubah keadaan tersebut.
Menurut definisi ini, seorang feminis mampu mengenali diskriminasi atas dasar jenis kelamin, dominasi lelaki, serta system patriarki dan melakukan sesuatu tindakan untuk menentangnya.
Seorang aktivis feminisme Nawal El Saadawi, mengatakan, perempuan harus terbebaskan dari sistem patriarki dan mulai mengubahnya serta berusaha mengangkat harkat dan martabatnya dengan mengusung gagasan perubahan dan modernisasi.
Menurutnya, perempuaan harus kuat dimulai dari pribadi. Perempuaan harus bisa terbebaskan dan berani membuka selubung pikiran. Selubung tersebut yaitu kesadaran palsu, kesan-kesan minor, dan sikap lemah yang dilekatkan pada perempuan.Â
Dengan hal itu akan muncul kesadaran baru yang menyadari sejatinya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Kesadaran tersebut menurutnya akan menjadi menjadi suatu kekuatan politik yang memiliki otoritas dalam mengambil keputusan yang besar.
Sementara itu salah satu tokoh teosofi muslim, Ibnu Arabi, memandang berbeda terkait feminisme. Pandangannya dipandang humanis dalam mendedah perempuan. Menurutnya perempuan kemuliaan perempuan tidak sekadar dimuliakan. Kemuliaan yang ada pada perempuan merupakan kodrat sebagai pantulan kasih sayang Tuhan yang bersifat universal.Â
Perempuan memiliki status yang tinggi di hadapan Tuhan. Pada diri perempuan melekat pengejawantahan Tuhan sebagai Yang Mahakasih. Sifat Rahim pada perempuan merupakan bentuk kerahiman Tuhan. Menurutnya, pengejawantahan sifat Tuhan itu pada perempuan merupakan terjadi paling sempurna.
Seorang laki-laki bahkan, diistimewakan dalam hukum agama, tetapi pada diri perempuan kualitas-kualitas spiritual sejati ditampakan. Bahkan, para teosof memandang relasi gender sebagai suatu hal yang kodrati. Karena kualitas-kualitas feminin dan maskulin merupakan perwujudan kasih sayang Tuhan dalam kehidupan. Karena itu, Tuhan di dalam dirinya terdapat sifat-sifat feminin dan maskulin sekaligus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H