Mohon tunggu...
kemal widi wijaya
kemal widi wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis

Trying to be a good human being, menjadi manusia yang terus belajar dari kesalahan, mengembangkan kreativitas, dan berpikir positive dalam setiap kondisi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penyebab Munculnya Aktivitas Mindless Scrolling

28 Juli 2024   17:12 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktivitas mindless scrolling muncul dan menjadi candu bagi para penggunanya karena beberapa alasan. Salah satunya adalah kecanggihan teknologi yang ada di dalam ponsel tersebut. Contohnya seperti tampilan desain aplikasi yang menarik sekaligus bersifat adiktif, sehingga menimbulkan pengaruh bagi para penggunanya. Apalagi dengan adanya fitur canggih algoritma yang beroperasi secara sistematis sekaligus otomatis. Sistem ini akan berjalan mencari apa yang diinginkan, apa yang disukai, apa yang sering dilihat, diikuti, dan menampilkan konten - konten yang sesuai dengan referensi ketertarikan penggunaannya. 

Disisi lain juga, terdapat fitur infinite scroll yang memungkinkan penggunanya untuk menggulir layar handphone tanpa batas dan henti dalam mendapatkan segala informasi yang ditampilkan. Sehingga kemudahan yang di diberikan oleh perkembangan teknologi, setidaknya  membawa pengaruh buruk seperti rasa candu untuk menggulir layar ponsel. 

2. Penguatan positif

Ada peran Dopamin di dalam munculnya aktivitas Mindless scrolling. Dilihat secara medis, efek pelepasan dopamin di dalam otak akan memberikan pengaruh perasaan senang dan penghargaan pada diri sendiri ketika menggunakan ponsel. Salah satu contohnya adalah ketika penggunanya mendapatkan umpan balik atau penguatan positif seperti like, komentar, penambahan pengikut, ada yang membagikan konten kita atau level baru dalam bermain game, dan secara perlahan, otak mulai melepaskan dopamin. Kemudian seiringnya waktu, otak kita mulai menjadi terbiasa dengan lonjakan dopamin dalam otak dan membutuhkan stimulasi yang lebih besar untuk merasakan hal yang sama. Dan ini menciptakan siklus kecanduan dimana penggunanya terus-menerus mencari cara baru untuk mendapatkan hit dopamin dari ponsel, dan terbentuklah Mindless Scrolling itu sendiri.

3. Kebiasaan dan prokrastinasi

Selaras dari penjelasan diatas bahwa mindless scrolling dimulai dari hal - hal kecil. Dan kebiasaan punya peran besar dalam munculnya perilaku atau aktivitas mindless scrolling. Hal ini dikarenakan seseorang akan terus mengulang suatu hal seperti menggulir layar handphone, dan hal ini akan terus berulang setiap waktu dan tidak bisa dihindari, hingga menjadi kebiasaan, dan inilah yang penyebab munculnya mindless scrolling. 

Apalagi kalau kebiasaan itu dikaitkan dengan Bad Habit dalam menggunakan media sosial. Berlindung dari alasan prokrastinasi suatu tugas atau pekerjaan yang dianggap sulit atau tidak menyenangkan, dan disinilah mindless scrolling muncul dan menjadi cara yang instan atau mudah ketika seseorang menghindari tanggung jawab dari yang seharusnya dikerjakan.

4. Kebutuhan sosial dan emosional

Bermedia sosial menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian penggunanya. Sehingga mengharuskan mereka untuk selalu up to date dalam mendapatkan berbagai macam informasi yang dimuat di dalamnya. Dan karena hal ini,  munculah sebuah fenomena baru yang mengartikan ketidakinginan dan kekhawatiran seseorang untuk tidak ketinggalan informasi atau peristiwa penting di media sosial yang kemudian bisa kita sebut fenomena ini dengan istilah FOMO ( fear of missing out ). 

Dan dari sinilah mindless scrolling itu muncul mengikat penggunanya untuk selalu memenuhi rasa haus akan  kebutuhannya dalam mengetahui berbagai macam informasi di media sosial. Sehingga mengharuskan  penggunanya untuk selalu membuka  dan mengakses media sosial dengan terus menggulir layar ponsel sampai mindless scrolling menjadi racun addicted bagi para penggunanya. 

5. Distraksi dan Pelarian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun