Betapa gembiranya mereka yang berhasil masuk ke sekolah-sekolah favorit. Sedangkan mereka yang gagal akan kecewa, menangis sedih dan merana.Â
Saya pengalaman merasakannya, sempat sangat kecewa gagal masuk SMAN 5 Surabaya. Membutuhkan 1-2 minggu untuk menerima kenyataan pahit itu.
Semua fenomena itu menunjukan sekolah favorit bukan sekedar istilah, tetapi menjadi sebuah tatanan nilai mendalam bagi masyarakat. Nilai bersama yang membentuk cara berpikir dan cara merasa dari kebanyakan orang. Itulah yang ingin diubah.
Cara Cepat atau Cara Lambat
Merubah cara pandang yang mengakar semacam itu tidak mudah. Pilihan mengubahnya ada dua macam pendekatan.Â
Pertama, pendekatan cara cepat yang mengandalkan kekakuan dan ketegasan. Misal dalam perubahan perilaku suap dan pungli. Sekarang orang mau menyuap polisi ketika ditilang sudah tidak lagi berani, karena pendekatan pertama ini.Â
Cara cepat mengandalkan ketegasan sangat cocok dalam perubahan budaya yang sifatnya terkait yang sudah nyata-nyata memang buruk.Â
Kedua, dengan cara perlahan-lahan mengedepankan dialog, pengertian dan kesadaran atas manfaat dan dampak dari sistem atau cara baru.Â
Tentang cara ini kita dapat contoh kongkrit dari proses memasyarakatkan WC jongkok yang berlangsung sejak zaman Pemeintah Belanda hingga orde baru.Â
Dalam melakukan perubahan pola perilaku masyakat dilakukan pembangunan sarana fisik dan sosialisasi berkelanjutan pada masyaakat.
Sebenarnya pada prinsipnya harus proporsional antara derajat sudut perubahan dengan kecepatan.Â
Ibarat berbeloknya kereta api, agar gebong tidak keluar rel saat berbelok, antara sudut belokan dan kecepatan harus seimbang. Semakin tajam berbelok, kereta harus semakin melambatkan lajunya. Apabila sudut beloknya tajam tetapi kecepatan tidak melambat maka gebong akan keluar rel. Dan Isi serta penumpangnya akan berhamburan.